TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Telkom telah memblokir akses sambungan langsung internasional (SLI) 001 milik PT Indosat dan mengalihkannya ke TelkomGlobal 017. Yang dimaksud dengan Warung Telkom adalah warung telekomunikasi yang melakukan perjanjian kerjasama dengan Telkom. Dari kerjasama tersebut selain memperoleh bagi hasil, Warung Telkom juga dibebaskan dari biaya bulanan dan biaya pasang baru. Menurut Direktur Bisnis Jasa Telekomunikasi Telkom, Garuda Sugardo, hal itu terjadi karena Warung Telkom melakukan perjanjian kerjasama dengan Telkom dan bertindak sebagai kepanjangan tangan perusahaan tersebut. Karena itu mereka berkewajiban dan memang memilih seluruh produk Telkom, ujar Garuda kepada wartawan seusai konferensi pers laporan keuangan Telkom tahun 2002, di Jakarta, Jumat (4/4). Ia menjelaskan pemblokiran tersebut terjadi hanya di tingkat perangkat Warung Telkom dan bukannya di sentral Telkom. Di sentral, Telkom tidak melakukan pemblokiran, tapi di terminal terserah pelanggan, ujarnya. Dia menambahkan pengusaha warung telekomunikasi lainnya juga lazim melakukan penguncian akses interlokal di beberapa pesawat telepon. Garuda yakin dalam hal tersebut Warung Telkom tidak salah. Alasannya, kata dia, pengusaha melakukan itu semua dengan senang hati karena melakukan perjanjian kerjasama dengan Telkom. Jumlah Warung Telkom, kata dia, sampai saat ini sudah sekitar 100 ribu unit di seluruh Indonesia. Untuk keperluan penomoran, ia menyebutkan, Telkom telah mengalokasikan sekitar 300 ribu nomor telepon dinas yang tidak berbayar. Ia kembali menegaskan bahwa Telkom sama sekali tidak pernah mengunci akses ke SLI 001. Buktinya, kata dia, pada pengusaha Warung Telekomunikasi Bersama, akses 017 dan SLI 001 bisa dilakukan sekaligus. Tapi mereka dikenai biaya bulanan, dan pasang baru, ujar dia. Selain itu, tambahnya, warung telekomunikasi jenis ini melakukan perjanjian kerjasama dengan operator lain dan bukan hanya dengan Telkom. Dalam kesempatan itu Garuda juga menuturkan terminologi wartel mandiri sebenarnya tidak ada. Wartel mandiri, ujar dia, adalah pengusaha wartel yang menggunakan nomor telepon rumah untuk menyelenggarakan usaha dan tidak melakukan kerjasama dengan operator. Pendapat lain datang dari Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Wartel Indonesia (APWI), Srijanto Tjokrosudarmo. Menurut dia, Warung Telkom hanyalah sebuah merek dagang dan merupakan bagian dari warung telekomunikasi. Sebab selain Warung Telkom ada juga Wartel Club 008 milik PT Satelit Palapa Indonesia, dan Wartel Ratelindo 2000 milik PT Radio Telepon Indonesia. Jadi Warung Telkom tetap harus mengacu pada Keputusan Menteri nomor 46 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Wartel, kata dia. Srijanto juga membantah keras pernyataan Garuda bahwa wartel telah melakukan pemblokiran. Pasalnya, kata dia, perangkat wartel tidak memungkinkan untuk melakukan pemblokiran. Tak cuma itu, imbuhnya, pemblokiran terhadap salah satu akses akan merugikan pemilik wartel sendiri. Dia menjelaskan pada awalnya APWI menyambut keberadaan Warung Telkom yang diluncurkan Oktober tahun lalu. Karena, kata dia, penyebaran warung telekomunikasi akan menguntungkan masyarakat. Namun ketika itu. Lanjutnya, APWI menghimbau dalam pelaksanaan di lapangan tetap melakukan koordinasi dengan APWI. Tetapi kenyataannya, kata dia, Warung Telkom tidak pernah bekerjasama dengan APWI. Banyak keluhan dari anggota, tanpa pemberitahuan tiba-tiba di satu daerah telah berdiri Warung Telkom, ungkapnya. (Ucok Ritonga)