Wisatawan berjalan di perbukitan savana Pulau Rinca, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, 13 Oktober 2015. Pulau Rinca mempunyai landscape indah dengan hamparan savana dan kepulauan vulkanis di sekitar kawasan Taman nasional Komodo. Pulau ini ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh Unesco. TEMPO/Frannoto
TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan Labuan Bajo Marina, Kab. Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, direncanakan rampung pada Agustus 2018. Pelabuhan wisata modern dan terintegrasi itu digarap oleh tiga konsorsium BUMN yang tergabung dalam Indonesia Ferry Property.
Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch. Dula mengatakan Marina Labuan Bajo merupkan suatu fasilitas modern yang terdiri atas pelabuhan, restoran dan perhotelan. Dia menuturkan pengembang dalam rencana juga mengambil lokasi tempat pelelangan ikan (TPI) sehingga pemerintah daerah akan mencari lokasi baru untuk TPI.
"Saat ini masih dikerjakan. Pada Agustus 2018 targetnya [selesai]. Ini akan mendatangkan keutungkan dan menjanjikan peluang lapangan kerja," ujarnya, Kamis, 4 Mei 2017.
Agustinus menjelaskan pembangunan Labuan Bajo Marina merupakan suatu langkah maju untuk mendorong pertumbuhan pariwisata di daerah paling barat Pulau Flores tersebut. Pemkab, jelasnya, saat ini telah menjadikan pariwisata sebagai motor pertumbuhan ekonomi.
Adapun, Indonesia Ferry Property terdiri dari tiga perusahaan yakni PT PP, Patra Jasa, dan PT ASDP Indonesia Ferry. Nama terakhir menjadi pemilik mayoritas untuk pengembangan Labuan Bajo Marina dengan kepemilikan saham sebesar 51 persen.
Bisnis.com mencatat ASDP menggelontorkan Rp250 miliar untuk pengembangan pelabuhan penyeberangan tersebut. Hal itu dilakukan untuk mendukung pariwisata Labuan Bajo. Proyek pengembangan pelabuhan ini terdiri dari pembangunan marina, hotel dan komersial area pendukung pariwisata. Dalam rencana, Labuan Bajo Marina dapat menampung sedikitnya 40 unit kapal yacht.