Tulisan Lengkap Ekonom Asing yang Sebut Data PDB Jokowi Konyol

Reporter

Kamis, 4 Mei 2017 19:14 WIB

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi Jake Van Der Kamp menganggap konyol ucapan Presiden Joko Widodo mengenai angka pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jokowi saat kunjungan ke Hong Kong, mengatakan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di peringkat ketiga setelah India dan Cina.

Jake dalam tulisannya kaget dengan pernyataan Jokowi. Musababnya, bagi dia, Indonesia berada di posisi ke-14 se-Asia dengan angka 5,02 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan berada di bawah Timor Leste dan Papua Nugini.

Baca: Istana Bantah Ekonom Asing Soal Data Ekonomi Jokowi

Dilansir dari South China Morning Post, lima negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi se-Asia tertinggi adalah India (7,5 persen), Laos (7,4persen), Myanmar (7,3 persen), Kamboja (7,2 persen), dan Banglades (7,1 persen).

"Indonesia adalah negara berpenduduk padat dengan 261 juta orang. Kita tidak bisa membandingkannya dengan tempat-tempat seperti Timor Leste atau Palau. Jadi mari kita menarik garis di 200 juta orang," tulis Jake dalam opininya yang diunggah Selasa lalu, 2 Mei 2017.

Baca: Jokowi Evaluasi Ratusan Proyek Infrastruktur

Menurut dia, meski sudah meletakkan angka perbandingan yang setimpal, Indonesia tetap berada diurutan bawah di belakang India, Cina dan Pakistan. "Saatnya pergi Joko, jangan biarkan fakta menghalangi cerita bagus," ucap Jake.

Menurut Jake, selama ini politikus melihat angka produk domestik bruto (PDB) sebagai kartu laporan atas prestasi mereka. Semakin tinggi jumlahnya semakin baik yang telah mereka lakukan. "Faktanya pertumbuhan ekonomi jarang berkaitan dengan mereka kecuali mereka menghambatnya," ungkap Jake.

Menurut Jake, menggunakan data PDB adalah cerita bodoh. Pasalnya, PDB digunakan untuk bersaing dalam dunia usaha dengan meletakkan jumlah uang dalam kinerjanya, tanpa menyisihkan angka untuk diaudit.

Dengan menggunakan PDB, keseimbangan akun neraca laba rugi tidak akan didapatkan. PDB juga tidak memperhitungkan penyusutan dan amortisasi. "Jika perusahaan membeli mobil yang diperkirakan bertahan lima tahun, dia harus hitung seperlima dari biaya mobil dari keuntungan dan kekayaan bersih setiap tahun. Dalam PDB kita bisa pura-pura mobil itu baru selamanya," jelas Jake.

PDB juga tidak membedakan pembangungan dan tingkat kerusakan. Logikanya, dalam membangun perumahan, biaya konstruksinya masuk ke PDB. Setelah bertahun-tahun, setelah perumahan dihancurkan, biaya pembangunannya masuk lagi ke PDB. "Satu dikurangi satu sama dengan dua. Logika matematika pemerintah yang bagus," katanya menyindir.

"Terima kasih atas acaranya, Joko, tapi ada banyak hal yang harus dilakukan dengan waktumu daripada membuat PDB konyol," kata Jake menanggapi pernyataan Jokowi.


SOUTH CHINA MORNING POST | BENEDICTA ALVINTA | ALI HIDAYAT

Berita terkait

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

6 jam lalu

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

PN Jakarta Selatan menolak gugatan advokat David Tobing yang menganggap Rocky Gerung telah menghina Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

7 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

7 jam lalu

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

Megawati, tutur Hasto, berterima kasih kepada pengurus dan kader hingga tingkat ranting dan anak ranting atas capaian mereka dalam Pemilu tahun ini.

Baca Selengkapnya

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

19 jam lalu

Marak Judi Online, Menteri Komunikasi: Susah, Seperti Menghadapi Hantu

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan akan terus mempersempit ruang gerak bagi pelaku judi online.

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

1 hari lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

1 hari lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

1 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya