Gubernur BI Paparkan Ancaman Ekonomi Indonesia

Reporter

Editor

Setiawan

Kamis, 27 April 2017 18:45 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memaparkan sejumlah risiko yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Menurut dia, ekonomi global bisa tumbuh lebih rendah dari proyeksi jika konsolidasi ekonomi di negara besar tidak sesuai harapan.

"Terdapat pula risiko dengan adanya kebijakan perdagangan internasional yang cenderung protektif dan inflasi global yang mulai meningkat," kata Agus dalam peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2016 di Kompleks BI, Jakarta Pusat, Kamis, 27 April 2017.

Baca: BI Apresiasi Perbaikan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia

BI juga mewaspadai wacana penurunan neraca bank sentral Amerika Serikat atau The Fed. Neraca The Fed meningkat menjadi USD 4,5 triliun dalam beberapa tahun terakhir dari sebelumnya hanya USD 800 miliar. "Ini bisa berdampak pada ekonomi
dunia dan pasar keuangan global."

Pada 2017 pun, kata Agus, terdapat rencana kenaikan suku bunga The Fed sebanyak tiga kali yang akan berdampak pada perekonomian dunia. "Kondisi Korea Utara juga mulai membuat AS, Korea Selatan, dan Jepang cukup tegang. Ini semua adalah
hal yang perlu diwaspadai," ujarnya.

Dari dalam negeri, menurut Agus, tantangan pada 2017 adalah bagaimana meningkatkan penerimaan pajak untuk memperluas ruang stimulus fiskal. "Kami harapkan konsolidasi cepat dilakukan sehingga korporasi dan perbankan dapat kembali melakukan
ekspansi," katanya.

Agus menambahkan, 2016 lalu meninggalkan sejumlah pelajaran yang dapat menjadi pegangan bagi penerapan kebijakan dalam mengelola ekonomi ke depan. "Respon bauran kebijakan makro ekonomi yang tepat waktu dan konsisten menjadi kunci," tuturnya.

Baca: IMF : Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang Kuat

Koordinasi dan sinergi kebijakan antar pemangku kepentingan, menurut Agus, terbukti dapat meningkatkan resiliensi dan fleksibilitas perekonomian untuk menyesuaikan diri terhadap guncangan. "Dan tetap manfaatkan momentum pertumbuhan," ucapnya.

Dinamika ekonomi domestik yang sangat tergantung pada perkembangan ekonomi global pun menunjukkan pentingnya konsistensi dan keberlanjutan reformasi struktural. "Penting juga upaya difersifikasi sumber pertumbuhan ekonomi untuk memperkuat fondasi perekonomian."

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

6 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya