Ilustrasi mata uang asing. (Euro, dolar Hong Kong, dolar A.S., Yen Jepang, Pounsterling Inggris, dan Yuan Cina). REUTERS/Jason Lee
TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, memperkirakan rupiah akan kembali melanjutkan pelemahan menuju level Rp 12.300. Menurut dia, kondisi ini serupa dengan perdagangan sebelumnya. Saat itu, pelemahan rupiah terjadi seiring melemahnya dolar Amerika Serikat.
"Pergerakan dolar Amerika terlibas dengan adanya penguatan euro akibat pemilu di sejumlah wilayah Eropa dan lonjakan dolar Selandia Baru seiring rilis kenaikan inflasi ke level tertingginya selama lima tahun," ujarnya dalam riset, Jumat, 21 April 2017.
Menurut Reza, pelaku pasar lebih memilih masuk ke mata uang yang memiliki risiko dan kerentanan yang cukup rendah. Akibatnya, kata dia, nilai dolar Amerika dan sejumlah mata uang yang dinilai berisiko tinggi, termasuk rupiah, cenderung terkena imbas negatif.
Reza menuturkan, pelemahan yang terjadi pada rupiah dalam beberapa hari terakhir membuka peluang adanya pelemahan lanjutan. Padahal, tidak ada sentimen negatif dari dalam negeri. "Tetapnya suku bunga acuan BI (Bank Indonesia) juga tidak akan banyak membantu rupiah menguat," ucapnya.
Menurut Reza, pelaku pasar harus mewaspadai masih adanya potensi pelemahan lanjutan pada rupiah dalam beberapa hari ke depan. Reza memperkirakan, rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran support Rp 13.345 dan kisaran resisten Rp 13.274.