Pacu Pertumbuhan Ekonomi, Cina Turunkan Tarif Pajak

Reporter

Kamis, 20 April 2017 15:24 WIB

REUTERS/David Gray

TEMPO.CO, Jakarta - Cina memutuskan menurunkan tarif pajaknya bagi korporasi maupun individu. Kebijakan itu diambil untuk memacu pertumbuhan ekonomi domestik, terutama konsumsi dalam negeri.

Dewan Negara Cina menyatakan, per 1 Juli 2017, tarif pajak pertambahan nilai pada sejumlah produk seperti gas alam dan pertanian akan dipotong menjadi 11 persen dari awalnya yang mencapai 13 persen. Kebijakan itu telah mendapat persetujuan dari Perdana Menteri Cina Li Keqiang.

Sementara itu, Pemerintah Cina juga mengizinkan orang-orang yang telah membeli asuransi kesehatan komersial untuk membebaskan pajak penghasilan pribadinya hinga 2.400 yuan (US$ 349) setiap tahunnya.

Demi mengurangi ancaman langkah-langkah pemutusan hubungan kerja yang masif di Cina, pemerintah menaikkan batasan penghasilan tidak kena pajak bagi perusahaan kecil dengan penghasilan di bawah 500.000 yuan. “Kebijakan ini akan memeperkuat momentum stabilisasi ekonomi yag baik dari Cina. Kami akan berusaha memfasilitasi proses setiap peningkatan konsumsi domestik,” tulis Dewan Negara Cina dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis, 20 April 2017.

Pemangkasan tarif pajak terbaru ini merupakan tindak lanjut dari kebijakan Pemerintah Cina yang telah ditetapkan sejak awal tahun lalu. Seperti diketahui, pemerintah menargetkan akan mengurangi pungutan pajak kepada bisnis dan individu Cina hingga 380 miliar pada tahun ini.

Dari kebijakan tersebut, perusahaan-perusahaan di Negeri Tembok Besar terutama perusahaan kecil dan menengah, diharapkan dapat melanjutkan ekspansi dan inovasinya. Di sisi lain, bagi individu masyarakat, kebijakan itu diharapkan akan meningkatkan ruang konsumsinya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

7 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

9 jam lalu

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

Syarat pendaftaran CPNS Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (Polsuspas) yang banyak diminati oleh para pelamar dari seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

12 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

13 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

13 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

17 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

20 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

21 jam lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

22 jam lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

1 hari lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya