Singapura Sasar Investasi di 3 Tempat Wisata Ini

Reporter

Selasa, 18 April 2017 16:44 WIB

Umat Hindu berjalan keluar komplek candi setelah melakukan pradaksina atau berjalan mengitari Candi Prambanan di Sleman, DI Yogyakarta, 27 Maret 2017. Prosesi Tawur Agung yang diikuti ribuan Umat Hindu dari DI Yogyakarta dan Jawa Tengah tersebut merupakan rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi tahun baru saka 1939. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku usaha asal Singapura menyasar investasi di tiga lokasi wisata dari 10 destinasi wisata yang diprioritaskan oleh pemerintah Indonesia.

Ketiga lokasi wisata tersebut adalah Danau Toba di Sumatra Utara, Candi Borobudur dan Prambanan di Jawa Tengah, dan Mandalika di Nusa Tenggara Barat. "Dari 10 destinasi yang ditawarkan, mereka tertarik dan ingin fokus ketiga destinasi itu," ujar Duta Besar RI untuk Singapura Ngurah Swajaya, Selasa, 18 April 2017.

Ngurah menuturkan investor asal Singapura saat ini menempatkan Indonesia sebagai negara pertama tujuan investasi. Investor Singapura mengincar pasar Indonesia yang merupakan pasar terbesar Asean.

Ngurah menjabarkan investasi asal Singapura setahun terakhir mengalami peningkatan yang pesat. Kadin Singapura,paparnya, telah menempatkan Indonesia sebagai urutan pertama destinasi investasi.

“Indonesia sebelumnya urutan ketiga. Walaupun situasi ekonomi global belum begitu membaik, tapi ini [investasi] menunjukkan peningkatan yang signifikan," ucapnya.


Baca:
Istana Bilang Boyolali Berkembang Kalau ada Disneyland
Sri Mulyani Sebut Rasio Utang Cukup Tinggi, Namun....
Bulog Coba Produk 'Pakan Ternak Kita'
Tertinggi Sejak 2015, Surplus Neraca Perdagangan US$ 3,92 Miliar


Adapun, salah satu investasi asal Singapura yang cukup menyedot perhatian publik ialah Kawasan Industri Kendal (Jawa Tengah) yang diresmikan oleh Presiden Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Loong pada akhir tahun 2016.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi asal Singapura pada 2016 mencapai US$ 9,2 juta, naik 55,9 persen dari US$ 5,9 juta pada 2015.

Realisasi investasi asal Singapura itu mencaplok pangsa sebesar 31,7 persen dari total investasi asing yang sebesar US$ 28,96 juta. Raihan itu mengalahkan realisasi investasi asal Jepang ataupun Cina yang masing-masing sebesar US$ 5,4 juta dan US$ 2,7 juta.

Ngurah melanjutkan, selain pariwisata pelaku usaha asal Singapura juga tertarik untuk masuk ke sektor transportasi dan energi terbarukan seperti mikrohidro dan PLTG. Menurut dia, terdapat empat alasan utama Singapura mengalihkan investasinya ke Indonesia. Pertama, Indonesia merupakan pasar terbesar Asean sehingga berinvestasi di Indonesia berarti juga mendapatkan market Asean.

Kedua, Indonesia masih memiliki banyak tenaga kerja karena keunggulan usia produktif dan demografi. Ketiga, perbaikan peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia (Ease of Doing Business) yang naik 15 peringkat menjadi urutan ke-91 dunia.

Keempat, Indonesia sedang gencar membangun infrastruktur yang pada masa depan akan menjadi faktor penentu persaingan dengan negara Asean lainnya. “Saya yakin tahun akan lebih meningkat lagi,” imbuhnya.

BISNIS.COM

Berita terkait

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

7 jam lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

8 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

1 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

2 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

2 hari lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

3 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

3 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

4 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

4 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya