TEMPO.CO, Jakarta - Penguatan nilai tukar rupiah berlanjut pada penutupan perdagangan hari kelima berturut-turut, Kamis, 13 April 2017, di tengah melemahnya kinerja dolar AS.
Rupiah ditutup menguat 0,14 persen atau 19 poin ke Rp 13.256 per dolar AS setelah diperdagangkan di kisaran Rp 13.249 – Rp 13.273 per dolar AS.
Pagi tadi, rupiah dibuka dengan penguatan tipis 0,07 persen atau 9 poin di posisi 13.266 per dolar AS. Sednagkan pada perdagangan Rabu, 12 April 2017, rupiah ditutup menguat tipis 0,05 persen atau 6 poin di posisi 13.275 per dolar AS.
Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan mata uang dolar terhadap mata uang utama lainnya terpantau terkoreksi 0,52 persen atau 0,520 poin ke posisi 100,260 pada pukul 16.10 WIB setelah kemarin ditutup naik tipis 0,07 persen atau 0,070 poin di 100,780.
Laju greenback terpukul setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan pernyataan kepada Wall Street Journal bahwa pergerakan dolar menjadi terlalu kuat dan bahwa ia lebih menginginkan bank sentral AS Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunganya di tingkat rendah.
Komentar Trump tersebut mengingatkan retorika perdagangan proteksionisnya, yang menjadi sumber kekhawatiran bagi kenaikan dolar. “Komentar Trump muncul ketika ada pemikiran bahwa sang presiden tidak suportif terhadap lemahnya dolar seperti yang awalnya diterima,” ujar Shin Kadota, senior strategist Barclays. “Namun, ia terus menyatakan pandangan bahwa kuatnya mata uang tersebut merugikan daya saing AS, sehingga menambah tekanan baru bagi dolar.”
Rupiah mampu menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini bersama hampir seluruh mata uang lainnya di Asia. Won Korea Selatan memimpin penguatan kurs Asia dengan 1,04 persen diikuti oleh dolar Taiwan sebesar 0,83 persen, dan rupee India yang naik 0,39 persen.