AS dan Korea Utara Tegang, Investor Lebih Pilih Investasi Ini

Reporter

Editor

Abdul Malik

Rabu, 12 April 2017 13:14 WIB

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, 31 Maret 2017. ANTARA

TEMPO.CO, Sydney - Para investor di pasar keuangan dan saham mulai khawatir dengan dampak ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Korea Utara, maupun dengan Suriah. Mereka kini lebih memilih berinvestasi di aset-aset safe-haven (aset pelindung) agar mereka tidak merugi. Aset-aset itu di antaranya yen Jepang, emas, surat utang pemerintah.

Harga emas telah menyentuh level tertinggi dalam lima bulan dan nilai imbal hasil (yield) obligasi telah menyentuh level terendah sepanjang tahun ini. Seperti dilansir Reuters, Rabu, 12 April 2017, indeks saham Nikkei Jepang terpeleset 1,2 persen seiring naiknya kurs yuan. Indeks MSCI Asia-Pacifik di luar Jepang hampir stagnan, di mana indeks Shanghai melemah 0,4 persen akibat Cina melaporkan sedikit penurunan indeks harga produsen.

Baca : Tax Amnesty Diramalkan Giring Penguatan IHSG Hari Ini

Secara kontras, harga emas melonjak di level US$ 1.277 per ounce atau menyentuh level tertinggi sejak 10 November 2016. “Ketidakpastian kondisi politik mulai berdampak pada pasar finansial,” ujar analis dari ANZ dalam hasil risetnya. “Ini jelas beberapa investor mulai khawatir akan dampak isu Korea Utara.”

Korea Utara pada Selasa kemarin mengingatkan akan melancarkan serangan nuklir ke AS jika ternyata ada tanda-tanda agresi. Pernyataan itu menyusul pasukan Angkatan Laut AS yang berlayar di semenanjung Korea. Tentara Jepang juga dikabarkan bergabung dengan pasukan AS. Dalam akun Twitternya, Presiden AS, Donald Trump, menyatakan bahwa Korea Utara sedang mencari masalah dan AS akan menyelesaikan masalah itu tanpa bantuan Cina.

Ketegangan Korea Utara tersebut telah mengakibatkan indeks saham Korea Selatan anjlok dan kurs won terperosok ke level terendah dalam empat pekan. Di waktu yang sama, Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, yang sedang berada di Moscow mengecam dukungan Rusia atas Presiden Syuriah, Bashar al-Ashad. Kondisi itu semakin meningkatkan suhu ketegangan di Timur Tengah.

Baca : Saham Wall Street Berakhir Menguat

Kurs dolar diperdagangkan di level 109,47 yen dan sempat menyentuh level terendah 109,35 yen. Yen yang dinilai sebagai favorit investor karena Jepang merupakan negara kreditor terbesar melonjak hari ini. Kurs euro justru melemah di level terendah dalam lima bulan pada 116,02 yen.

Indeks Dow Jones melemah 0,03 persen, S&P melemah 0,14 persen dan Nasdq melemah 0,24 persen. Para analis memperkirakan semua perusahaan yang terdaftar dalam S&P 500 naik 10 persen pada kuartal I 2017 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun indeks harga saham gabungan pada siang ini masih hijau atau menguat 0,28 persen di level 5.643.

REUTERS | ABDUL MALIK

Berita terkait

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

42 menit lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

1 jam lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

2 jam lalu

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

Sucor Aset Management menjalin kerja sama dengan BRI Danareksa Sekuritas untuk distribusi produk investasi reksa dana. Seperti apa targetnya tahun ini

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

2 jam lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

9 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

11 jam lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

20 jam lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

21 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia Putri U-17: Korea Utara Pesta Gol Lawan Korea Selatan 7-0

22 jam lalu

Hasil Piala Asia Putri U-17: Korea Utara Pesta Gol Lawan Korea Selatan 7-0

Laga timnas putri Korea Utara U-17 lawan Korea Selatan menjadi laga pembuka Piala Asia Putri U-17, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

2 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya