Pertumbuhan Kredit Sempat Negatif, Bank-bank Ini Tetap Optimistis

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 11 April 2017 13:37 WIB

Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk, Tigor M. Siahaan (tengah) saat Peluncuran CIMB Niaga Forward di Jakarta, 5 April 2017. Tempo/Tongam sinambela

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah bank tetap optimistis menghadapi tahun ini meskipun kinerja pertumbuhan kreditnya sempat negatif pada kuartal pertama. Pasalnya kalangan perbankan melihat kondisi saat ini sudah mulai berangsur lebih baik

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja, misalnya, menyebutkan, permintaan kredit mulai membaik pada awal tahun ini dibanding pertumbuhannya yang cenderung negatif akhir tahun lalu. "Kami kan optimistis kredit bisa tumbuh sekitar 8 persen sampai 10 persen pada tahun ini,” ujarnya pada pekan lalu.

Jahja melanjutkan, untuk bisa mencapai pertumbuhan kredit dua digit harus melihat realisasi proyek infrastruktur pemerintah. Hingga kini kredit infrastruktur masih menjadi penopang pertumbuhan karena penarikannya cukup kencang. “Kalau kredit biasa, penarikannya masih tidak terlalu begitu menggeliat,” tuturnya.

Sampai kuartal pertama kemarin, kata Jahja, permintaan pembiayaan mayoritas dari kredit pemilikan rumah (KPR). Jahja menjelaskan, permintaan KPR pada awal tahun ini naik seiring dengan program khusus yang mulai kami canangkan sejak Februari 2017.

Sebelum program itu, BCA sudah mendapatkan booking baru sekitar Rp 1,6 triliun. “Lalu, setelah program itu, permintaan booking baru untuk KPR meningkat hingga lima kali lipat. Sampai Maret 2017 itu sudah ada sekitar Rp 21 triliun,” kata Jahja.

Sampai Februari 2017, BCA mencatatkan penurunan kredit sebesar 3,07 pesen menjadi Rp 403,45 triliun dibandingkan dengan akhir tahun lalu. Sedangkan untuk pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) naik sebesar 0,69 persen menjadi Rp 533,86 triliun.

Sementara itu, Direktur Keuangan Bank CIMB Niaga Wan Razly mengatakan, pertumbuhan kredit pada tiga bulan pertama ini masih agak melambat karena pelaku pasar masih menunggu kepastian seperti, pemilihan kepala daerah (Pilkada) Ibukota Jakarta. “Oleh karena itu, aktivitas pelaku pasar juga kurang menggeliat. Mereka menunggu outlook pasca pilkada nanti tampaknya,” ujarnya.

Secara keseluruhan, Wan Razly mengaku perseroan memang cenderung konservatif pada tahun ini. Bank dengan kode emiten BNGA itu pun disebut mematok target di bawah industri yang sebesar 10 persen sampai 12 persen. Sampai bulan kedua tahun ini, perseroan mencatatkan penurunan kredit sebesar 3,93 persen menjadi Rp 158,17 triliun, sedangkan untuk pertumbuhan DPK sebesar 0,03 persen menjadi Rp 170,09 triliun.

Adapun dua bank pelat merah yakni, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan Bank Tabungan Negara (BTN) juga optimistis arah pertumbuhan kredit kian membaik. Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pada tiga bulan pertama ini, permintaan kredit sudah mulai membaik.

Pertumbuhan kredit awal tahun Bank Mandiri ditopang oleh segmen konsumer dan korporasi. “Untuk korporasi didorong oleh mulai mengairahnya sektor perkebunan, consumer goods, dan otomotif. Kalau konsumer didongkrak oleh KPR, kredit multi guna dan KKB , pertumbuhan kredit kami pada kuartal pertama naik sekitar 13 persen,” ujar Kartika.


Dari laporan bulanan sampai Februari, Bank Mandiri mencatatkan penurunan kredit sebesar 4,15 persen menjadi Rp 568,06 triliun dibandingkan dengan akhir tahun lalu, sedangkan DPK perseroan turun 5,73 persen menjadi Rp 648,49 triliun.

Adapun, Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko menyebutkan laju pertumbuhan kredit sudah mulai rebound seiring dengan pertumbuhan DPK. Realisasi yang dicapai perseroan sepanjang awal tahun ini pun masih sesuai target.

Untuk kredit, kata Iman, KPR bersubsidi jadi penopang dengan bunga yang ditawarkan sebesar 5 persen. "Selain itu kami juga punya strategi memperbaiki suplai dalam bentuk kredit konstruksi. Secara YoY, kredit kami kuartal pertama tumbuh sekitar 20 persen,” ujarnya.

Dari data laporan bulanan sepuluh bank besar sampai Februari 2017 dibandingkan dengan Desember 2016, tercatat hanya dua dari sepuluh bank yang mencatatkan kenaikan kredit tipis yakni, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. naik paling tinggi sebesar 0,97 persen dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. tumbuh sebesar 0,72 persen.

BISNIS.COM

Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

8 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

17 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

17 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

20 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

28 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

30 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

33 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

33 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

35 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya