Menteri Pertanian Amran Sulaiman bersama Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (Purnawirawan) Moeldoko setelah menghadiri Rapimnas HKTI di Balai Kartini, Jakarta Selatan. Senin, 10 April 2017. TEMPO/Caesar Akbar
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengeluarkan isi hatinya dalam acara Rapat Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Amran bercerita bahwa dia sering mendapat pemberitaan yang negatif tentang kinerjanya.
"Kadang kami heran, data (produksi pertanian) naik malah diragukan," kata Amran saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Senin, 10 April 2017.
Amran berujar, saat harga cabai rawit merah naik, berita tersebut ditulis berkali-kali selama satu bulan. Padahal kenaikan harga cabai rawit merah tak begitu mempengaruhi inflasi. "Berita satu ini (cabai rawit merah naik) diputar satu bulan lebih."
Amran juga bercerita tentang harga bawang merah yang juga sempat membuat gaduh. Menurut dia, dulu bawang merah selalu impor, tapi kini Indonesia sudah tak lagi impor. "Dubes Thailand tanya, kapan impor? Alhamdulillah, tak impor lagi, malah kita ekspor."
Menurut Amran, dari sebelas komoditas strategis, banyak di antaranya yang produksinya meningkat. Namun Amran merasa yang dibahas hanyalah tentang kenaikan harga cabai rawit merah.
Amran menuturkan pihaknya lebih banyak bekerja dibanding bicara. Dia mengaku seorang yang pendiam tapi mematikan dalam bekerja dan bisa menyelesaikan masalah pertanian. "Aku diam tapi mematikan."