Bisnis Properti Tertekan, Laba Bersih Intiland Turun 25,6 Persen

Reporter

Jumat, 31 Maret 2017 03:49 WIB

Pengunjung melihat maket perumahan dalam pameran Real Estate Indonesia di Jakarta, 5 Mei 2015. Penjualan properti tahun ini diprediksi menurun 50 persen dibanding tahun sebelumnya. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Intiland Development Tbk (Intiland) membukukan laba bersih sebesar Rp 298,9 miliar di sepanjang 2016. Angka tersebut turun sekitar 25,6 persen dibandingkan pencapaian laba bersih di 2015.

Direktur pengelolaan modal dan investasi Intiland Archied Noto Pradono mengatakan, industri properti nasional mengalami tekanan cukup berat sepanjang tahun 2016. Kondisi ini secara langsung menekan kinerja penjualan sehingga berpengaruh pada pencapaian profitabilitas Perseroan.

Baca: Intiland Bangun Tower Perkantoran Rp 540 Miliar


“Kami membukukan laba bersih Rp 298,9 miliar, atau turun 25,6 persen dibandingkan tahun 2015. Penurunan laba juga dipengaruhi oleh adanya peningkatan beban operasional dan beban bunga sepanjang tahun 2016,” kata Archied dalam pesan tertulisnya, Jumat, 31 Maret 2017.

Perseroan mencatatkan perolehan laba kotor sebesar Rp1,04 triliun, atau relatif stabil dari pencapaian tahun 2015. Laba usaha tercatat mencapai Rp 404,3 miliar, atau lebih rendah 11,6 persen dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp457,1 miliar.

Baca: Gondola Intiland Tower Jatuh Saat Dites

Archied menambahkan, perseroan mencermati sepanjang tahun 2016 telah terjadinya tren penurunan di pasar properti nasional. Para konsumen dan investor properti cenderung lebih mengambil sikap menunggu dan menunda pembelian maupun melakukan investasi di sektor properti. Gejala ini telah mempengaruhi kinerja penjualan perseroan dengan perolehan marketing sales sebesar Rp 1,6 triliun.

Nilai pencapaian tersebut lebih rendah 12,9 persen dibandingkan perolehan 2015 yang mencapai Rp1,9 triliun. Hal tersebut membuat perseroan terpaksa menunda peluncuran dua proyek baru skala besar di 2016 akibat kondisi pasar properti yang kurang kondusif.

Meski demikian, berdasarkan laporan keuangan tahunan 2016, Perseroan membukukan pendapatan usaha Rp 2,28 triliun, atau naik 3,4 persen dari pencapaian sebesar Rp 2,2 triliun pada tahun 2015. Menurut Archied, meningkatnya nilai pendapatan terutama disebabkan oleh pengakuan penjualan dari penyelesaian unit-unit rumah.

Di antaranya berasal dari kawasan perumahan Serenia Hills, Jakarta Selatan, progres pembangunan proyek apartemen Regatta di kawasan Pantai Mutiara, Jakarta Utara, serta meningkatnya kontribusi segmen pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang bersumber dari pengelolaan perkantoran di South Quarter, Jakarta Selatan.

Selain itu pendapatan juga berasal dari penyewaan bangunan pabrik standar (standard factory building) serta pengelolaan kawasan di Ngoro Industrial Park, Mojokerto, Jawa Timur. Manajemen Perseroan berkeyakinan prospek kondisi pasar properti akan berangsur-angsur membaik di tahun 2017. Perseroan merencanakan untuk meluncurkan sejumlah proyek baru di segmen pengembangan mixed-use dan high rise di Jakarta dan Surabaya

“Kami akan terus meningkatkan kontribusi dari segmen recurring income. Seiring dengan penyelesaian proyek pengembangan mixed-use seperti Praxis dan Spazio Tower di Surabaya akan memberikan kontribusi positif pada kinerja perusahaan,” kata Archied.

Pada 2016, kontribusi pendapatan berkelanjutan tercatat mencapai Rp 347,6 miliar atau 15,3 persen dari keseluruhan. Jumlah tersebut meningkat sebesar 53,4 persen dibanding perolehan 2015 yang mencapai Rp 226,6 miliar. Segmen pendapatan dari pengembangan (development income) tercatat memberikan kontribusi sebesar Rp 1,93 triliun, atau 84,7 persen dari keseluruhan. Pencapaian ini mengalami penurunan tipis sebesar 2,3 persen dibandingkan perolehan tahun 2015 sebesar Rp 1,97 triliun.

Archied mengungkapkan berdasarkan segmentasi produknya, segmen pengembangan perumahan menjadi kontributor terbesar mencapai Rp1,1 triliun, atau setara 48,9 persen dari keseluruhan. Kontributor berikutnya berasal dari segmen pengembangan mixed-use dan high rise yang tercatat mencapai Rp733,5 miliar atau 32,2 persen.

Di tengah tantangan yang terjadi di industri properti setahun terakhir, segmen pengembangan kawasan industri masih berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp81,3 miliar, atau 3,6 persen dari keseluruhan. Sementara segmen properti investasi yang berasal dari unit-unit usaha yang memberikan kontribusi pendapatan berkelanjutan tercatat membukukan pendapatan Rp 347,6 miliar atau 15,3 persen.

DESTRIANITA

Berita terkait

Bisnis Properti di Bali Diprediksi Menguat di 2024

54 hari lalu

Bisnis Properti di Bali Diprediksi Menguat di 2024

Alex Villas Group memprediksi bisnis properti di Bali akan menguat pada 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif CEO Rumah123 Wasudewan: Rumah Tapak Masih jadi Favorit

57 hari lalu

Wawancara Eksklusif CEO Rumah123 Wasudewan: Rumah Tapak Masih jadi Favorit

Kepada Tempo, CEO Rumah123, Wasudewan menyebutkan dalam tiga tahun terakhir, tren pencarian properti tak banyak berubah. Simak wawancara lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Harga Hunian Naik Tapi Penjualan Tetap Meningkat, Mayoritas Beli dengan KPR

19 Februari 2024

Harga Hunian Naik Tapi Penjualan Tetap Meningkat, Mayoritas Beli dengan KPR

Bank Indonesia mencatat adanya kenaikan harga properti jenis hunian di pasar primer pada kuartal IV 2023. KPR jadi sumber pendanaan pembelian.

Baca Selengkapnya

Investasi Properti: Pengertian, Jenis, dan Keuntungan

30 Oktober 2023

Investasi Properti: Pengertian, Jenis, dan Keuntungan

Investasi properti kini semakin dilirik karena nilainya yang terus naik. Namun, sebelum berinvestasi wajib mengetahui jenis dan keuntungannya.

Baca Selengkapnya

5 Cara Investasi Properti yang Mudah untuk Pemula

25 Oktober 2023

5 Cara Investasi Properti yang Mudah untuk Pemula

Penting bagi pemula memahami cara investasi properti dengan strategi cerdas agar tidak merugi dan mendapat untung. Mari simak tipsnya.

Baca Selengkapnya

Pengertian dan Peran PPJB dalam Transaksi Jual Beli Properti

12 September 2023

Pengertian dan Peran PPJB dalam Transaksi Jual Beli Properti

PPJB adalah dokumen penting dalam transaksi properti di Indonesia. Apa itu PPJB beserta peran dan contohnya? Simak penjelasannya ini.

Baca Selengkapnya

Lika-liku Taipan Srettha Thavisin yang Kini Jadi Perdana Menteri Thailand

23 Agustus 2023

Lika-liku Taipan Srettha Thavisin yang Kini Jadi Perdana Menteri Thailand

Srettha Thavisin, pimpinan salah satu pengembang real estate terbesar di Thailand, terpilih sebagai perdana menteri pada Selasa, 22 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya

Profil Aguan Sugianto yang Gelontorkan Puluhan Miliar untuk Aloha PIK 2

10 Agustus 2023

Profil Aguan Sugianto yang Gelontorkan Puluhan Miliar untuk Aloha PIK 2

Pebisnis Aguan Sugianto telah menggelontorkan investasi puluhan miliar rupiah untuk pembangunan Aloha PIK 2. Siapakah sosok Aguan ini?

Baca Selengkapnya

MRT Jakarta Tangkap Peluang Bisnis Properti di Kawasan TOD

1 Juni 2023

MRT Jakarta Tangkap Peluang Bisnis Properti di Kawasan TOD

MRT Jakarta belajar dari pengembangan bisnis kereta bawah tanah yang dikelola LTA Singapura dan MTR Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi, Agung Podomoro Pede Penjualan Tumbuh Positif: Konsumen Berbondong-bondong

20 Februari 2023

Ancaman Resesi, Agung Podomoro Pede Penjualan Tumbuh Positif: Konsumen Berbondong-bondong

Direktur Pemasaran Agung Podomoro, Agung Wirajaya, yakin sektor properti masih akan tumbuh positif meskipun ada ancaman resesi global yang mengintai.

Baca Selengkapnya