Pertumbuhan Ekonomi Jateng 2016 Mencapai Rp1000 Triliun

Reporter

Editor

Budi Riza

Rabu, 22 Maret 2017 17:17 WIB

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. shutterstock.com

TEMPO.CO, Semarang -- Pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah pada triwulan IV 2016 atau akhir tahun lalu mencapai Rp 275.88 triliun. Angka ini berdasarkan Dasar Harga Berlaku, dengan total nominal selama 2016 mencapai Rp 1.092,03 triliun.

“Pada triwulan IV 2016, Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah menyumbang 8,64 persen terhadap perekonomian nasional, atau 14,56 persen terhadap perekonomian Jawa,” kata Hamid Ponco Wibowo, Kepala kantor perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah dalam siaran pers, Rabu 22 Maret 2017.

Hamid menjelaskan, pangsa ini berada pada urutan keempat, setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. “Ini tidak berubah dari periode ke periode, maish tetap ke empat” kata Hamid menambahkan.

Menurut Hamid, pada waktu yang sama ekonomi Provinsi Jawa Tengah mencatatkan pertumbuhan 5,33 persen dari tahun ke tahun, dengan pencapaian lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,01 persen.

Hamid menjelaskan, walaupun lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,10 persen, namun secara triwulanan perekonomian Jawa Tengah mengalami kontraksi 2,37 persen atau lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencatatkan kontraksi 2,66 persen.

Pertumbuhan ekonomi di Jateng itu dinilai berbeda dengan perekonomian nasional dan kawasan Jawa yang justru tumbuh melambat. Hamid menjelaskan pertumbuhan ekonomi nasional tercatat sebesar 4,94 persen, melambat dari tingkat pertumbuhan 5,02 persen dalam setiap tahun pada triwulan sebelumnya.

“Sementara perekonomian Kawasan Jawa mencatatkan pertumbuhan 5,45 persen per tahun setelah tumbuh 5,70 persen pada triwulan III 2016,” kata Hamid.

Hamid menyebutkan pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran juga menunjukan Jawa Tengah masih ditopang konsumsi rumah tangga dengan pangsa 61,05 persen. Pembentukan modal tetap bruto atau investasi juga berkontribusi signifikan sebesar 30,54 persen.

Sedangkan ekspor luar negeri berkontribusi sebesar 8,66 persen, dan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 8,05 persen. Selain itu pangsa impor luar negeri sebagai elemen pengurang dalam perekonomian Jawa Tengah, juga cukup besar, yaitu mencapai 14,57 persen.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Jateng, Frans Kongi, menyebutkan biaya impor yang terjadi selama ini diakui banyak mengurangi pertumbuhan ekonomi di Jateng, khususnya untuk bahan baku industri pengolahan non-pertanian. “Bahannya harus beli, itu harus disesuaikan dengan mata uang dolar,” kata Frans.

Hal itu berdampak pada pegeluaran yang berkurang untuk sektor tenaga kerja karena digunakan untuk belanja bahan baku. “Kadang malah ada pengusaha yang merumahkan pekerja karena untuk memutar belanja bahan baku,” kata Frans.

Tercatat sejumlah industri di Jateng yang masih tergantung bahan baku asing di antaranya industri kaca, tekstile dan baja.

EDI FAISOL

Berita terkait

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

2 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

3 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

2 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

7 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya