Bio Farma Targetkan Vaksin Tipus Termuktahir Rampung di 2019  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Senin, 20 Maret 2017 04:20 WIB

Research cell bank Erythropoeietin (EPO) generasi ke 2 yang diserahkan dari P2 Bioteknologi LIPI pada Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, 28 Desember 2015. Vaksin yang dibuat dan dikembangkan oleh anak bangsa ini akan digunakan untuk terapi pasien cuci darah, kemoterapi, dan anemia. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Manajer Riset dan Pengembangan PT Bio Farma (Persero) Erman Tritama menargetkan akan menyelesaikan tifoid konjugat pada 2019. Menurut Erman, vaksin jenis ini merupakan pengembangan vaksin tipus sebelumnya.

"Kenapa 2019? Karena sudah uji klinis dengan RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) sehingga pada 2019 sudah selesai dan sudah siap di-launching," kata Erman di Bandung, Jawa Barat, Ahad 19 Maret 2017.

Erman menjelaskan, vaksin jenis ini memiliki perbaikan dari vaksin sebelumnya, yang berbentuk kapsul dan tidak bisa memberikan kekebalan kepada anak usia di bawah dua tahun. "Kalau tifoid konjugat bisa diberikan untuk anak di bawah dua tahun," ujar dia.

Baca: BUMD dan Koperasi Didorong Jadi Pemasok Listrik di Pedesaan

Selain itu, ia menilai vaksin ini bisa memberi efek proteksi lebih lama. "Jadi orang dalam sekali atau dua kali pemberian di usia 9 bulan dan 2 tahun bisa memberi proteksi seumur hidup," kata Erman.

Ia pun menargetkan produksi 20 juta dosis per tahun. Ia menjelaskan, angka itu berdasarkan data pasar dunia pada 2024, yang mencapai 180 juta dosis. "Permintaan akan banyak. Strategi kami desain 20 juta dosis dan kami kembangkan kapasitas. Kalau besar, kami ekspor," ujar dia.

Baca: Harus Ada Tabungan Rp 25 Juta, Calon TKI Bakal Terlilit Utang

Sekretaris Perusahaan Bio Farma Rahman Rustan mengatakan peningkatan kapasitas dilakukan jika ada permintaan dari negara lain yang membutuhkan. Sebab, ia menduga kebutuhan vaksin tipus di beberapa negara berkembang juga akan meningkat.

Ia memperhitungkan produksi 20 juta dosis didasarkan pada rata-rata kelahiran bayi yang mencapai 5 juta per tahun dalam tiga kali dosis. "Semua untuk prioritas dalam negeri, sisanya kami ekspor untuk kebutuhan global," kata Rahman.

ARKHELAUS W.

Berita terkait

Bio Farma dan MSD Hadirkan Vaksin Kanker Serviks NusaGard Produksi Indonesia

2 Agustus 2023

Bio Farma dan MSD Hadirkan Vaksin Kanker Serviks NusaGard Produksi Indonesia

Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya menjelaskan peluncuran NusaGard merupakan langkah pencegahan kanker serviks di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

14 Maret 2023

Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

Pemerintah diminta mengembangkan industri farmasi untuk menurunkan harga obat.

Baca Selengkapnya

Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

13 Maret 2023

Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

Pihak akademisi selalu membutuhkan masukan dari industri farmasi mengenai hal-hal apa saja yang perlu dikembangkan demi kepentingan masyarakat.

Baca Selengkapnya

JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

5 Maret 2023

JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

Kemandirian industri farmasi kesehatan dapat dicapai dengan cara penguatan manufaktur farmasi dalam negeri, revitalisasi penyediaan bahan baku obat serta riset dan pengembangan inovasi farmasi dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

13 Februari 2023

Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

PP No. 51 tahun 2009 mendefenisikan apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

Baca Selengkapnya

13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

13 Februari 2023

13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) didirikan di Yogyakarta pada 13 Februari 1946 oleh Zainal Abidin yang kemudian diangkat sebagai Ketua PAFI.

Baca Selengkapnya

Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

7 Desember 2022

Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan saat ini industri farmasi nasional telah menguasai pasar obat sekitar 89 persen.

Baca Selengkapnya

Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

3 Desember 2022

Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

Sebelumnya, obat sirup dilarang beredar karena mengandung etilen glikol dan dietilen glikol yang tidak sesuai batas yang diatur BPOM.

Baca Selengkapnya

BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

2 Desember 2022

BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

BPOM menyatakan 172 produk obat sirup dari 22 industri farmasi telah memenuhi ketentuan, sehingga dapat kembali diedarkan.

Baca Selengkapnya

BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

24 November 2022

BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

Togi menyatakan lima perusahaan tersebut menciptakan larutan obat sebanyak 400 hingga 700 kali di atas ambang batas. Jadi penyebab gagal ginjal akut.

Baca Selengkapnya