Dua Hari Rilis Perdana di New York, Harga Saham Snap Melesat  

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Sabtu, 4 Maret 2017 07:02 WIB

SnapChat (Foto: nbcbayarea)

TEMPO.CO, New York - Harga saham perusahaan pengelola aplikasi SnapChat, Snap Inc., melonjak meski baru dua hari melantai di bursa New York Stock Exchange (NYSE).

Snap Inc. menawarkan saham perdananya (Initial Public Offering/IPO) sebesar US$ 17 per lembar pada Kamis, 2 Maret 2017 waktu New York. Nilainya naik hingga US$ 24,48 atau 44 persen pada akhir perdagangan. Di hari kedua perdagangan, nilai saham Snap kembali naik 10,6 persen

Chief Portfolio Strategist di Wells Fargo Funds Management mengatakan repons investor terhadap penawaran saham Snap menunjukkan optimisme terhadap sektor teknologi secara keseluruhan. "Tapi tentu saja satu saham tidak dapat menggambarkan keseluruhan sektor, terutama sektor yang beragam," kata dia seperti dilansir CNBC, Sabtu, 4 Maret 2017.
Baca : Rupiah Masih Positif Meski Dibayangi Hawkish The Fed

Dengan penjualan yang dicapai Snap, valuasi perusahaan mencapai US$ 28,3 miliar. Managing partner di GGV Capital, Glenn Solomon, mengatakan valuasi tersebut masuk akal. "Performa unit iklan di Snapchat sangat baik saat ini," katanya.

Namun Mike Loewengart, Vice President Investment Strategy E-Trade, menghimbau investor untuk menunggu laju saham Snap hingga stabil. Menurut dia, banyak penawaran saham perdana yang butuh waktu dan ruang untuk menyesuaikan menjadi perusahaan terbuka. " Terutama perusahaan sosial media," kata dia.

Belum lagi, Snap sempat dilanda berita negatif. Salah satunya isu mengenai perusahaan yang merugi. Snap kehilangan US$ 514,6 juta pada 2016 dan US$ 372,9 di tahun sebelumnya.

Solomon justru mengatakan berita negatif tersebut bisa saja membantu IPO Snap. Ia mengatakan dalam pasar IPO terkadang terjadi situasi saat saham yang dinilai bagus justru tidak menguntungkan, begitu juga sebaliknya.

Salah satunya penawaran saham Twitter yang bagus saat IPO. Namun setelahnya, saham tersebut tidak berjalan. Contoh lainnya adalah saham Facebook dan Google yang dinilai tidak menarik namun hingga kini nilai jualnya selalu tinggi.

CNBC | VINDRY FLORENTIN
Simak pula : Pemerintah Tawarkan Obyek Wisata Mandeh ke Investor Arab Saudi

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

50 detik lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

3 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

4 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

5 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

5 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

6 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

10 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

11 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya