Menjelang Pidato Donald Trump Harga Emas Naik

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 28 Februari 2017 08:33 WIB

Sejumlah emas batangan seberat 1 kilogram dipamerkan di Korea Gold Exchange. Tidak stabilnya perekonomian menyebabkan harga emas mengalami kenaikan. Seoul, Korea Selatan, 31 Juli 2015. REUTERS / Kim Hong-Ji

TEMPO.CO, Chicago - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir menguat pada Senin sore waktu New York (Selasa pagi WIB, 28 Februari 2017). Penguatan didorong ketidakpastian menjelang pidato Presiden Donald Trump di hadapan Kongres pada Selasa waktu setempat. Kondisi itu membuat permintaan logam mulia meningkat.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April naik US$ 0,5 atau 0,04 persen, menjadi US$ 1.258,8 per ounce.

Logam mulia mendapat dukungan karena para pedagang sedang bersiap untuk volatilitas pasar menjelang pidato Trump, sehingga mendorong permintaan terhadap aset-aset “safe haven" seperti emas.

Baca : IHSG Berpotensi Tertekan, Bergerak di 5.330-5.400

Indeks dolar AS turun 0,15 persen menjadi 101,11 pada pukul 19.10 GMT. Indeks dolar adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih murah bagi para investor.

Emas diberi dukungan lebih lanjut ketika laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan pesanan barang tahan lama meningkat 1,8 persen selama Januari, persis sesuai dengan harapan para investor.

Analis mencatat pelemahan dalam barang-barang yang mengecualikan transportasi, karena penguatan dalam manufaktur pesawat terbang secara tidak wajar menopang ukuran barang-barang tahan lama. Para analis yang sama mencatat penurunan 0,4 persen dalam barang modal inti, yang memberi dukungan kepada emas.

Baca : Antam Nyatakan Siap Garap Tambang Freeport

Para pelaku pasar juga mengamati kemungkinan untuk kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (Fed Rate) sebelum pidato Trump yang dijadwalkan pada Selasa waktu setempat, untuk referensi setidaknya dalam seminggu ini. Investor percaya Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,75 persen menjadi 1 persen paling cepat pada Mei mendatang.

Menurut prediksi Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat untuk menaikkan suku bunga adalah 35 persen pada pertemuan Maret dan 55 persen untuk pertemuan The Fed pada Mei.

Investor sedang menunggu beberapa laporan ekonomi utama minggu ini. Laporan produk domestik bruto dan perdagangan internasional dalam barang akan dirilis pada Selasa waktu setempat, pendapatan dan pengeluaran pribadi pada Rabu mendatang, klaim pengangguran mingguan pada Kamis, dan pada Jumat juga ada beberapa pejabat Fed memberikan pidato, termasuk Gubernur The Fed, Janet Yellen.

Perak untuk pengiriman Mei naik 1,1 sen, atau 0,06 persen, menjadi ditutup US$ 18,417 AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik US$ 10,2 atau 0,99 persen, menjadi ditutup pada level US$ 1.038,9 per ounce.

ANTARA

Berita terkait

Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

1 jam lalu

Stagnan, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.326.000 per Gram

Harga emas PT Aneka Tambang atau emas Antam stagnan di level Rp 1.326.000 per gram dalam perdagangan Ahad, 28 April 2024

Baca Selengkapnya

2023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

5 jam lalu

2023, PT Freeport Indonesia Catat Laba Rp 48,79 Triliun dan Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua

PT Freeport Indonesia berhasil memproduksi tembaga 1,65 miliar pound serta 1,97 juta ounces emas dan meraup laba bersih Rp 48,79 triliun pada 2023.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

1 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya