Arab Saudi Defisit, RI Terbitkan Obligasi Syariah Dolar AS

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 28 Februari 2017 06:27 WIB

Running text pada papan bursa saat pencatatan Sukuk SR-001 di Bursa Efek Indonesia,Jakarta, Kamis (26/2). dok. TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Scenaider H. Siahaan memastikan pemerintah sedang menyiapkan penerbitan obligasi syariah berdenominasi dolar AS (sukuk global) pada Maret 2017. "Sekarang lagi persiapan, paling optimisnya Maret," kata Scenaider saat ditemui di Jakarta, Senin, 27 Februari 2017.

Scenaider mengatakan, penerbitan sukuk global tersebut akan dilakukan untuk mendukung pembiayaan pemerintah dalam APBN 2017, dengan mempertimbangkan adanya diversifikasi pasar pembeli obligasi syariah Indonesia.

Diversifikasi ini dilakukan karena Arab Saudi sebagai salah satu pembeli sukuk global Indonesia sedang mengalami defisit anggaran tinggi karena terkena dampak dari turunnya harga minyak dunia dan harus menerbitkan surat utang untuk menutup pembiayaan.

Scenaider belum bisa mengungkapkan secara detail rencana diversifikasi pasar pembeli sukuk global tersebut, namun pembukaan pasar baru itu di antaranya bisa dilakukan di Eropa barat maupun negara skandinavia yang memiliki pendapatan per kapita tinggi.

Selain itu, tambah dia, apabila penerbitan sukuk global tersebut tidak bisa memenuhi target yang ditetapkan, maka pemerintah akan menambah porsi penjualan di Euro Bonds atau Samurai Bonds agar target pembiayaan dalam APBN tetap terpenuhi.

"Sukuk kita lihat hasilnya, nanti kita evaluasi kemana strateginya. Harapan kita sukses (penerbitan) sukuknya. Kalau tidak, terpaksa kita shifting," kata Scenaider.

Tahun 2016, pemerintah menerbitkan sukuk global senilai 2,5 miliar dolar AS yaitu seri SNI21 dengan tenor lima tahun dan nominal 750 juta dolar AS serta seri SNI26 dengan tenor 10 tahun dan nominal 1,75 miliar dolar AS pada akhir Maret.

Distribusi wilayah terbesar untuk seri SNI21 adalah di Timur Tengah sebesar 42 persen, Asia selain Indonesia 31 persen, Indonesia 10 persen, Eropa 15 persen dan Amerika 2 persen.

Sedangkan, distribusi wilayah terbesar untuk seri SNI26 adalah di Timur Tengah sebanyak 28 persen, Asia selain Indonesia 25 persen, Eropa 22 persen, Amerika 15 persen dan Indonesia 10 persen.

Untuk penerbitan sukuk global tersebut, pemerintah melakukan roadshow di pusat keuangan syariah seperti London, Jeddah dan Singapura. Transaksi itu mendapat respon yang baik dari investor global dan menghasilkan penawaran hingga 8,6 miliar dolar AS.

ANTARA

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

3 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

8 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

9 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

10 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

30 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

37 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

41 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

50 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

53 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya