TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penelitian Ternak Kementerian Pertanian memperkenalkan varietas baru ayam lokal pedaging unggul yang diberi nama SenSi-1 atau Sentul Terseleksi Agrinak.
"Varietas ini merupakan lanjutan dari ayam kampung unggul Balitbangtan (KUB) yang diluncurkan tahun 2014 lalu," kata Plt Kepala Pusat Penelitian Peternakan Kementan, Fajri Djufry di Balitnak, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, 21 Februari 2017.
Ia menjelaskan, ayam SenSi 1-Agrinak merupakan karya prtama peneliti Balitnak. Galur baru tersebut merupakan salah satu galur murni (pure line) ayam lokal pedagang unggul yang dapat dimanfaatkan sebagai ayam niaga crossing dengan galur betina KUB (final stock) dan atau sebagai ayam tertua (parent stock).
"Ayam Sensi 1-Agrinak, lanjutnya telah diluncurkan oleh Menteri Pertanian sebagai galur ayam lokal pedagang asli Indonesia dengan SK Menteri Nomor 39/Kpts/PK.020/1/2017 tanggal 20 Januari 2017," katanya.
Ia mengatakan, varietas baru ayam lokal pedaging unggul ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan varietas sebelumnya, maupun ayam lokal yang banyak beredar di masyarakat.
Beberapa keunggulan dari ayam Sensi-1 Agrinak yakni bobot tubuh rata-rata para umur 10 minggu untuk jantan mencapai kurang lebih 62,5 gram dan betina 114 gram per ekor.
"Keunggulannya juga terletak pada konsumsi pakan umur 0-10 minggu sebanyak 2,7 sampai 3,2 kilogram per ekor," katanya.
Keunggulan lainnya, umur pertama bertelur kurang lebih 17,69 hari, bobot induk pertama bertelur 219 gram per ekor. Produksi telur puncak kurang lebih 8,66 henday. Puncak produksi telur pada ayam umur 4,5 minggu, bobot telur pertama sebesar 4,76 gram, akan bertambah terus sampai 3,63 gram per butir pada puncak produksi.
"Rata-rata produksi telur selama 40 hari masa bertelur 5,30 persen henday production dan fertilitas sebesar 6,58 persen," kata Fajri.
Kepala Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Kementerian Pertanian, Suharsono menambahkan, pihaknya telah bekerjasama dengan sejumlah mitra untuk memperbanyak bibit ayam SenSi-1 Agrinak. Diperkirakan populasi yang semula 6.000 DOC jantan-betina (unsexed) ditambah dengan para petrnak tanpa kerjasama sebanyak 2.000 DOC unsexed, maka diperkirakan telah bertambah keturunnaya kurang lebih 80 ribu ekor sebagai tetua pengganti sampai awal 2017.
"Kehadiran ayam SenSi-1 Agrinak menjadi salah satu solusi mendukung program Kementerian Pertanian yakni ketersedia sumber protein yang mencukupi," kata Suharsono.
Suharsono menambahkan, pihaknya juga telah melakukan analisis ekonomi terhadap analisis finansial terkait pengeluaran dan penerimaan dari pemeliharaan ayam SenSi-1 Agrinak.
Dijelaskannya, biaya pengeluaran meliputi pembelian pakan, obat-obatan, vaksin, vitamin, DOC, sekam dan kapur, serta listrik.
Komponen penerimaan adalah harga dari rata-rata bobot badan akhir dikalikan dengan harga ayam saat penjualan (Rp 40 ribu per ekor). Pemberian pakan terdiri dari pakan starter umur 0-4 minggu dan pakan grower umur 5-12 minggu dengan harga rata-rata pakan Rp 5.500 per kg.
Analisis ekonomi 95 ekor ayam SenSi-1 Agrinak jantan untuk program pembesaran ayam SenSi-1 Agrinak sebagai unggas pedaging.
"Nilai keuntungannya mencapai Rp 630 ribu dan R/C adalah 1,2. Artinya, setiap penambahan biaya pengeluaran sebesar Rp 1 akan memberikan penerimaan sejumlah Rp1.20," katanya.
Penelitian ayam SenSi-1 Agrinak memakan waktu selama lima tahun. Dalam penelitian ternak membutuhkan waktu lama, karena harus menghasilkan galur unggas melalui proses enam kali seleksi sampai menemukan hasil yang optimal.
ANTARA
Berita terkait
Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba
8 hari lalu
Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno Berita Hari Ini: Tangan Bionik dari Undip Dipakai Prajurit TNI, Prakiraan Cuaca, Laporan Bebas Sangkar
24 Februari 2024
Topik tentang tangan bionik buatan peneliti dari Universitas Diponegoro dipakai prajurit TNI menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.
Baca SelengkapnyaEksklusif, Laporan Benchmark Bebas Sangkar Asia: Selandia Baru dan Israel di Daftar Atas, Indonesia Urutan 7
23 Februari 2024
Laporan Benchmark Bebas Sangkar Asia memberikan gambaran penting tentang progres yang ada saat ini, yang menunjukkan skor rata-rata yang rendah.
Baca SelengkapnyaHarvick Qolbi Mendorong Sorong Jadi Lumbung Ternak
29 Desember 2023
Wakil Menteri Pertanian dorong pengembangan peternakan sapi potong di Sorong, Papua Barat.
Baca SelengkapnyaPerbedaan Daging Sapi Australia dan Lokal
1 Desember 2023
Perbedaan daging sapi Australia dan lokal disebabkan oleh genetik, pakan, hingga kawasan peternakan.
Baca SelengkapnyaEmisi CO2 Sistem Pangan Peternakan Jadi Sorotan COP28 di Dubai
29 November 2023
Negara-negara didesak untuk mengekang industri peternakan untuk mencapai tujuan iklim.
Baca SelengkapnyaTingkatkan Populasi Ternak: Mentan Amran Dorong Produktivitas Semen Beku
23 November 2023
Kunjungan Mentan Andi Amran Sulaiman ke BBIB Singosari, guna mendorong peningkatan produktivitas semen beku ternak sehingga populasi ternak Indonesia dan susu.
Baca SelengkapnyaPT Berdikari Buka Lowongan Kerja untuk Jurusan Peternakan dan Kedokteran Hewan, Simak Persyaratannya
5 November 2023
Salah satu perusahaan BUMN, PT Berdikari (Persero) sedang membuka lowongan kerja untuk posisi Farm Officer.
Baca SelengkapnyaSyahrul Yasin Limpo Sebut Tren Pencapaian Ditjen Peternakan 1 Tahun Terakhir Cukup Baik: Tapi Masih Banyak PR
22 September 2023
Syahrul Yasin Limpo menyebut Kementan memiliki banyak program unggul serta layanan kredit usaha rakyat yang bisa diakses para peternak.
Baca SelengkapnyaKota Tujuan Liburan Musim Gugur di Amerika Serikat Tutup karena Perilaku Turis yang Tak Sopan
21 September 2023
Penutupan kota ini sebagai respons terhadap perilaku influencer yang tidak sopan saat membuat konten musim gugur.
Baca Selengkapnya