Pertumbuhan Ekonomi Harus Didukung Penguatan Infrastruktur

Reporter

Sabtu, 18 Februari 2017 14:47 WIB

Presiden Joko Widodo memberi sambutan dalam pertemuan awal tahun dengan para pelaku industri jasa keuangan di Istana Negara, Jakarta, 13 Januari 2017. Seperti pertemuan tahun-tahun sebelumnya, Presiden Jokowi secara konsisten mengingatkan kepada kalangan pelaku industri jasa keuangan tentang komitmen pemerintah di bidang perbankan, ekonomi, dan pembangunan infrastruktur. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang, seiring akan berakhirnya bonus demografi yang akan berakhir di 2030-2035. Untuk itu, mau tak mau pertumbuhan ekonomi harus dipacu lebih tinggi lagi karena kelebihan jumlah penduduk jika tak diimbangi dengan lapangan kerja yang luas akan menyebabkan pengangguran.

Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Yoga Affandi menuturkan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi memerlukan sustainabilitas atau berkelanjutan, agar tercipta fondasi yang kuat dan tidak turun drastis di tahun-tahun berikutnya. “Kita tidak menginginkan periode di mana kita tumbuh lebih tinggi kemudian turun. Oleh karena itu bukan hal yang ekonomis seperti yang selama ini dalam track,” kata Yoga Affandi dalam acara Pelatihan Wartawan Ekonomi Bank Indonesia di Crowne Hotel Bandung, Sabtu, 18 Februari 2017.

Baca Juga:Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Genjot Industri

Yoga menambahkan pendorong pertumbuhan ekonomi bisa meningkat salah satunya berasal dari reformasi struktural yang dicanangkan pemerintah. Salah satunya paket kebijakan yang sampai saat ini berjumlah 14 kebijakan, yang akan mereformasi dan memberikan fondasi yang kuat bagi pembangunan kedepannya.

“Kalau infrastruktur lebih-lebih, maka yang menjadi barometer nasional, misalnya proyek MRT sudah jadi, dan berbagai sistem pembayaran lebih efisien, maka itu akan mendorong ekonomi lebih tinggi. Itu akan berjalan ke depannya,” tuturnya.

Yoga mencontohkan negara Filipina. Berkat Presiden Benigno Simeon "Noynoy" Cojuangco Aquino III, pertumbuhan ekonomi negara itu lebih tinggi berada di kisaran 7 persen. Itu terjadi karena sisi struktur negara tersebut yang kuat, salah satunya transaksi ekonomi dalam neraca perdagangan mereka yang mengalami surplus. “Selain itu mereka memiliki remitansi yang cukup besar, sekitar US$ 20 miliar setahun. Itu yang menyebabkan transaksi berjalan mereka surplus. Itu yang menyebabkan ekonomi mereka suprlus dan ini yang belum ada di indonesia,” ucap Yoga.

Simak: Jumlah Investor Baru di Pasar Modal RI Naik 23,47 Persen

Yoga menambahkan, sebelum terjadi krisis ekonomi 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas 7-8 persen. Hal itu salah satunya berasal dari net ekspor yang tinggi. “Kita menginginkan hal itu ke depan. Dengan basis manufaktur yang cukup kuat, dengan konsumsi kelas menengah yang cukup kuat, harusnya kita memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi,” ucapnya.

DESTRIANITA

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

17 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

22 jam lalu

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

1 hari lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya