Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga 4,75 Persen

Reporter

Kamis, 16 Februari 2017 19:39 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kiri) saat menghadiri acara peluncuran Strategi Nasional Keuangan Inklusif di Istana Negara, Jakarta, 18 November 2016. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya, 7-day Reverse Repo Rate, sebesar 4,75 persen. Gubernur BI Agus Martowardojo berujar, RDG juga mempertahankan suku bunga deposit facility sebesar 4 persen dan suku bunga lending facility sebesar 5,5 persen.


Baca : Melantai di Bursa, Ini Nilai Jumbo IPO Snapcat


"Ini konsisten dengan upaya BI menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan mendukung momentum pemulihan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan membaik dengan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Agus di Kompleks BI, Jakarta, Kamis, 16 Februari 2017.


Baca : Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi NTT Di Atas Rata-Rata


Menurut Agus, perekonomian dunia membaik yang didukung oleh Amerika Serikat dan Cina serta diikuti dengan meningkatnya harga komoditas global. Perbaikan ekonomi AS akan didukung oleh konsumsi dan investasi yang meningkat. Perekonomian Cina diperkirakan tetap tumbuh kuat sejalan dengan rebalancing perekonomiannya.

Harga komoditas dunia, menurut Agus, menunjukkan peningkatan, termasuk minyak dan harga komoditas ekspor Indonesia. Namun, sejumlah resiko global akan terus diwaspadai oleh BI. "Rencana ekspansi kebijakan fiskal AS dapat mendorong penguatan mata uang AS dan penyesuaian suku bunga yang lebih cepat," tuturnya.

Selain itu, rencana relaksasi regulasi sektor keuangan di AS, meskipun dapat mendorong aktivitas keuangan di sana, dapat meningkatkan resiko stabilitas sistem keuangan global. "Kebijakan proteksionis AS dan disetujuinya Hard Brexit oleh parlemen Inggris dapat menurunkan volume perdagangan dunia," kata Agus.

Menurut Agus, BI juga akan mewaspadai resiko global terkait kondisi geopolitik Eropa. Hal itu akan menambah ketidakpastian global. Selain itu, BI juga mewaspadai resiko dalam negeri, terutama inflasi dari administered price. "BI akan terus melakukan penguatan koordinasi dengan pemerintah, terutama fokus pada pengedalian inflasi," ujarnya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Advertising
Advertising

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

23 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya