Sejumlah pengunjung menghadiri acara penutupan perdagangan IHSG bulan Januari di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 31 Januari 2017. ANTARA/Muhammad Adimaja
TEMPO.CO, Jakarta - Total frekuensi transaksi perdagangan saham harian di Bursa Efek Indonesia kembali mencetak rekor tertingginya sepanjang sejarah berdirinya PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada 13 Juli 1992.
Juru bicara BEI, Yulianto Aji Sadono, mengatakan BEI mencatat 472.056 kali transaksi jual-beli saham pada 8 Februari 2017. Angka itu melampaui rekor sebelumnya yang terjadi pada 11 November 2016 yang tercatat sebesar 433.674 kali transaksi.
“Pencapaian rekor ini menunjukkan BEI memiliki likuiditas yang terbaik pada tahun ini dibandingkan dengan bursa-bursa lain di kawasan Asia Tenggara,” ujar Yulianto dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 9 Februari 2017.
Menurut Yulianto, dengan pencapaian ini, BEI menargetkan menjadi bursa saham terbesar di Asia Tenggara pada 2020. Secara rata-rata, frekuensi transaksi perdagangan harian saham sepanjang 2017 telah mencapai 324.736 kali transaksi. Jumlah tersebut tercatat lebih tinggi 22,94 persen dibanding rata-rata frekuensi transaksi perdagangan harian saham pada 2016 yang sebesar 264.127 kali transaksi.
Indeks harga saham gabungan pada sesi pertama perdagangan hari ini ditutup menguat 20 poin atau 0,37 persen menjadi 5.381. Level tertinggi IHSG berada di 5.384 dan terendah di 5.366 dengan nilai transaksi Rp 4,46 triliun dan volume 194.358 lot saham. Investor asing membukukan beli bersih Rp 72,08 miliar.
Yulianto menuturkan nilai kapitalisasi pasar BEI telah mencapai Rp 5.822,65 triliun atau meningkat 1,2 persen dibanding posisi pada akhir 2016 sebesar Rp 5.753,61 triliun. “Dengan semakin prospektif serta semakin likuidnya perdagangan pasar modal Indonesia, diharapkan nilai kapitalisasi pasar BEI dapat terus meningkat dan mencetak rekor baru lain,” katanya.