Suku Bunga Sulit Single Digit Jika Fed Rate Naik

Reporter

Editor

Sugiharto

Jumat, 3 Februari 2017 18:41 WIB

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi Sukamdani (ketiga dari kanan) bersama pengurus Apindo lainnya di Gedung Permata Kuningan, Jakarta, Jumat, 3 Februari 2017. Tempo/Angelina Anjar Sawitri

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi Sukamdani menilai, penurunan suku bunga akan sulit menyusul rencananya naiknya suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau Fed Fund Rate. Kenaikan Fed Fund Rate tersebut, menurut Hariyadi, membuat rupiah akan tertekan.

"Kalau rupiah mengalami tekanan, suku bunga tidak ideal lagi untuk single digit. Kemungkinan untuk single digit menjadi tanda tanya," kata Hariyadi dalam konferensi persnya di Kantor Apindo, Gedung Permata Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 3 Februari 2017.

Baca: The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan

Ketua Apindo Bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, kenaikan Fed Fund Rate akan mempengaruhi perekonomian negara-negara di dunia, salah satunya Cina. "Dari segi investasi akan terlihat, baik investasi langsung dari AS maupun negara-negara lain."

Shinta mengatakan, kebijakan Presiden AS Donald Trump untuk mengembalikan investasi perusahaan besar AS ke dalam negeri dan memberikan insentif pajak bagi mereka juga akan mempengaruhi Indonesia. "Trump akan memberikan tarif tinggi bagi perusahaan AS yang berinvestasi di luar," katanya.

Lihat ini: The Federal Reserve

Selain itu, menurut Shinta, kebijakan proteksionis Trump juga akan mempengaruhi perdagangan Indonesia dengan AS. Saat ini, AS merupakan mitra dagang terbesar keempat Indonesia. "Terutama tekstil dan kelapa sawit, bagaimana dampaknya kalau terjadi proteksionisme?" tuturnya.

Menurut Shinta, batalnya AS masuk ke Trans-Pacific Partnership (TPP) akan berdampak positif. Dengan belum masuk ke TPP, Indonesia memiliki playing field yang sama dengan Vietnam untuk tekstil dan Malaysia untuk kelapa sawit. "Dengan AS keluar, level playing field sama dengan AS."

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

5 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

8 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

8 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

8 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

9 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya