Pekan Nasional Petani-Nelayan 2017 Akan Digelar di Aceh  

Reporter

Editor

Sugiharto

Kamis, 2 Februari 2017 14:23 WIB

Menteri Pertanian Amran Sulaiman memanen cabai dalam pencanangan gerakan nasional menanam cabai di Kostrad Cilodong, 22 November 2016. TEMPO/Imam Hamdi

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian beserta Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) akan menyelenggarakan event Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan ke-15.

Rencananya, acara ini akan digelar pada 6-11 Mei 2017 di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh, Desa Lhong Raya, Kecamatan Banda Raya, Banda Aceh.

Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, acara ini diselenggarakan untuk meningkatkan motivasi dan gairah para petani dan nelayan serta masyarakat pelaku agribisnis dalam membangun sistem dan meningkatkan daya saing yang berkelanjutan. Caranya, melalui kemitraan yang saling menguntungkan.

"Penas 2017 di Aceh kita jadikan momentum untuk pertanian Indonesia dan bila perlu, tahun ini, kita mencetak sejarah baru untuk pangan Indonesia. Diharapkan dalam dua tahun kita sukses mencapai target," kata Amran dalam pidatonya di Kementerian Pertanian, Kamis, 2 Februari 2017.

Penas Petani Nelayan merupakan metode penyuluhan akbar yang digagas para tokoh tani dan nelayan sejak 1971. Forum ini merupakan sarana pertemuan petani nelayan dan petani hutan untuk saling belajar-mengajar, bertukar informasi, pengalaman serta pengembangan kemitraan dan jejaring kerja sama antara para petani nelayan dan petani hutan , peneliti, penyuluh, serta pihak swasta dan pemerintah.

Sarana ini diharapkan dapat membangkitkan semangat dan tanggung jawab serta kemandirian mereka sebagai pelaku pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan.

Rencananya, Penas XV 2017 akan diresmikan Presiden Joko Widodo dan dihadiri sekitar 35 ribu orang peserta yang terdiri dari perwakilan petani, penyuluh, peneliti, dan para pemangku kepentingan lain.

Rangkaian acara yang akan berlangsung selama kegiatan ini, antara lain Rembug Madya dan Rembug Utama, Temu Profesi, Temu Sukses Petani dan Penyuluh, serta Temu Petani ASEAN dan Mitra sehingga ajang ini dapat digunakan untuk mengembangkan kemitraan dan membuka perdagangan produk pertanian di antara petani ASEAN. Selain itu, ada expo, promosi, dan pasar lelang hasil pertanian, dan lain-lain.

Karena itu, Amran mengharapkan seluruh petani-nelayan serta organisasi petani, seperti Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Persatuan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI), Serikat Petani Indonesia (SPI), Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), dan organisasi petani lainnya dapat memanfaatkan forum ini untuk mengembangkan kemitraan agribisnis yang berdaya saing. Sekaligus mereka juga dapat menyampaikan aspirasi kepada pemerintah yang terkait dengan pengembangan agribisnis di perdesaan.

DESTRIANITA


Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

13 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

16 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

16 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

20 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

21 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

27 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

31 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

39 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

49 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

51 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya