Bos Bulog Sebut RI Belum Butuh E-Voucher, Ini Alasannya

Reporter

Selasa, 31 Januari 2017 20:15 WIB

Kepala Bulog Djarot Kusumayakti usai menghadiri open house yang diselenggarakan Menteri BUMN Rini Soemaeno di Jakarta, Rabu, 6 Juli 2016. Tempo/Vindry Florentin

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik, Djarot Kusumayakti tak bisa menyatakan setuju atau tidak dengan konsep e-voucher pangan. Namun ia menilai, konsep e-voucher pangan ini sebenarnya baru diperlukan ketika Indonesia sudah beranjak menjadi negara yang lebih maju dari saat ini.

"Kalau kita sudah menjadi negara menengah atas, baru konsep ini (e-voucher pangan) diperlukan," kata Djarot saat ditemui di kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan, Selasa 31 Januari 2017.

Baca Juga: Bulog Gelar Operasi Pasar, Cabai Rawit Rp 60 Ribu

Namun Djarot mengaku Bulog sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi e-voucher. Memang sudah saatnya Bulog saatnya bergeser dari PSO ke komersial, sehingga memungkinkan untuk mengkomersialisasikan komoditas yang dibelinya. "Kurangi aktivitas PSO jadi komersial," ucapnya. .

Meski akan menggenjot aktivitas komersial dibandingkan PSO, Djarot memastikan Bulog tidak akan memberikan harga yang membebani masyarakat. "Seperti yang diminta pemerintah, komersial tapi tidak bebani masyarakat."

Pemerintah bersiap mengimplementasikan kartu elektronik atau e-voucher pangan untuk 1.432 juta rumah tangga sasaran atau RTS. Kartu ini nantinya terintegrasi dengan sistem perbankan dan dapat digunakan untuk pembayaran sejumlah komoditas pangan, utamanya pada komoditas beras.

Proyek yang berada di kewenangan Kementerian Sosial ini, akan menarik 1,4 juta RTS dari sekitar 15 juta RTS yang selama ini menjadi penerima beras sejahtera (rastra), yang dulunya bernama raskin. Masyarakat akan menerima uang sebesar Rp 110 ribu per bulan untuk membeli beras.

Simak: Pemerintah Diminta Ubah Aturan Biaya Investasi Migas

Jika tahun ini e-voucher menyasar 1,4 juta RTS, maka tahun depan ditargetkan jumlah penerima e-voucher menjadi 10 juta RTS. Bagi RTS yang belum terdaftar tahun ini, masih akan mendapatkan beras bersubsidi (PSO) yang disebut beras sejahtera tersebut.

Perum Bulog selama ini memiliki beras PSO dan beras komersial. Beras PSO ini disalurkan kepada masyarakat yang butuh dibantu dan biayanya disubsidi oleh pemerintah. Sementara beras komersial adalah beras yang dijual secara bebas oleh Bulog ke masyarakat, dengan harga yang sudah ditentukan oleh Bulog.

Menanggapi hal ini, Djarot merasa Bulog siap menggeser aktivitasnya lebih ke PSO. Alasannya karena Bulog memiliki gudang dari Sabang sampai ke Merauke, sehingga merasa mampu berhadapan dengan pihak swasta.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog Imam Prabowo mengatakan pihaknya akan bertahap bergeser dari aktivitas PSO, ke aktivitas komersial. Dia percaya soal beras, produk Bulog memiliki standar yang baik sehingga bisa memunculkan produk-produk baik.

Baca: Alasan Menteri Darmin Belum Setuju Dua KEK Ini Dibangun

Imam menambahkan produk yang dijual oleh Bulog adalah produk yang harus punya standar baik, murah dan sehat. Bulog bisa menjual produknya melalui sejumlah cara seperti distributor, penjualan langsung dan retail.

Imam engungkapkan produk-produk Bulog juga bisa dijual di outlet Rumah Pangan Kita, yang didirikan oleh Perum Bulog. "Kami coba kerja sama dengan masyarakat, dengan Rumah Pangan Kita."

DIKO OKTARA


Berita terkait

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

1 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

1 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

1 hari lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

4 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

10 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

10 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

11 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

11 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

12 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

15 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya