BPPT Kembangkan Bibit Kentang Murah

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 20 Januari 2017 23:00 WIB

Petani memanen kentang di areal perladangan kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (28/11). Petani kentang mengaku terpukul dengan masuknya kentang impor dari India, Tiongkok dan Banglades yang menyebabkan harga kentang lokal turun dari Rp14.000 menjadi Rp8.000 per kilogram. ANTARA FOTO/Anis Efizudin

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan bibit kentang dengan biaya lebih murah melalui teknologi exvitro di dataran tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Kepala BPPT, Unggul Priyanto di Wonosobo, Jumat, 20 Januari 2017 mengatakan teknologi exvitro adalah perbanyakan bibit sesuai dengan sifat induknya dengan cara yang lebih sederhana.

"Dengan demikian, petani bisa memanfaatkannya meskipun dengan keterbatasan alat maupun pengetahuan," katanya usai pembukaan pelatihan aplikasi teknologi exvitro untuk perbanyakan bibit kentang pada petani kentang Wonosobo.

Ia mengatakan dengan adanya teknologi ini diharapkan biaya pembuatan bibit kentang lebih murah dan sederhana.

Menurut dia biaya budidaya kentang 30 persen habis untuk pengadaan bibit, dengan cara ini biaya pengadaan bibit bisa dipangkas menjadi 15 persen dari total biaya budidaya.

Ia mengatakan kentang itu biaya bibitnya mahal, dengan teknologi ini biaya yang dikeluarkan untuk budidaya kentang bisa turun sehingga keuntungan lebih banyak dinikmati petani.

"Melalui teknologi exvitro, diharapkan petani mendapat bibit yang kualitasnya lebih bagus, perbanyakannya juga lebih cepat, lebih sederhana, dan biaya lebih rendah," katanya.

Deputi Bidang Teknologi Agroindustridan Bioteknologi BPPT, Eniya Listiyani Dewi mengatakan kebutuhan benih kentang rata-rata per tahun sebanyak 108 ribu ton untuk area budidaya kentang seluas 72.000 hektare, sedangkan ketersediaan benih kentang bersertifikat nasional saat ini baru mencapai 15 persen sehingga masih terbuka untuk memenuhi kebutuhan bibit kentang dalam negeri.

Ia mengatakan biaya pengadaan benih kentang cukup tinggi, sehingga petani terkadang memilih menyisihkan sebagian hasil panen untuk benih musim tanam berikutnya. Hal ini menyebabkan rendahnya produksi kentang.

Ia menuturkan masalah utama dalam produksi kentang ialah mahalnya harga bibit, karena sulitnya mendapatkan lahan bersih dari penyakit tular tanah untuk produksi benih padahal perkiraan biaya penggunaan bibit kentang di beberapa negara berkembang mencapai 55 persen dari total biaya produksi usaha tani kentang.

Budidaya tanaman kentang di Indonesia saat ini masih menggunakan benih yang berasal dari sisa kentang konsumsi, calon benih dipilih berdasarkan ukuran umbi dengan kisaran 30-60 gram per umbi. Oleh karena itu, katanya peningkatan mutu benih lokal sangat diperlukan untuk menghindari ketergantungan akan impor benih.

Ia mengatakan permasalahan pengembangan produksi benih kentang di Indonesia karena rendahnya produktivitas penangkaran di petani, karena teknologi perbenihan belum dikuasai, meningkatnya harga sarana produksi, terutama pestisida dan maraknya pestisida palsu dan keterbatasan lahan yang memenuhi persyaratan sertifikasi untuk penangkaran benih.

Ia menuturkan untuk meningkatkan adopsi teknologi dan pengetahuan petani tentang perbanyakan bibit kentang secara ex vitro, BPPT melaksanakan pelatihan ini.

Pada pelatihan kali ini, katanya peserta akan mendapatkan pembekalan dari para narasumber berupa materi perbanyakan bibit secara exvitro dan melakukan praktik perbanyakan bibit kentang seara exvitro.

"Dengan adanya pelatihan ini diharapakan adopsi teknologi hasil kajian litbang meningkat dan semakin banyak petani yang dapat melakukan penyediaan bibit tanaman kentang berkualitas," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

8 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

50 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Ingin Gorontalo Menjadi Kota Agropolitan, Ini Artinya

10 Januari 2024

Anies Baswedan Ingin Gorontalo Menjadi Kota Agropolitan, Ini Artinya

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menginginkan Gorontalo menjadi kota agropolitan. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

Gaet Konservasi Indonesia dan OceanX, Kemenko Marves dan KKP Eksplorasi Ekosistem Bawah Laut

16 Desember 2023

Gaet Konservasi Indonesia dan OceanX, Kemenko Marves dan KKP Eksplorasi Ekosistem Bawah Laut

KKP menjalin kemitraan dengan Konservasi Indonesia (KI) dalam pelaksanaan program Blue Halo S.

Baca Selengkapnya

Sektor Pertanian Penggerak Ekonomi dan Membuka Lapangan Pekerjaan

3 Juli 2022

Sektor Pertanian Penggerak Ekonomi dan Membuka Lapangan Pekerjaan

Di Kabupaten Sumedang, sektor pertanian menjadi salah satu penyumbang terbesar terhadap PDRB, kontribusinya mencapai 18 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Rancang Permen Rehabilitasi dan Pencemaran Perikanan Budidaya

16 Mei 2022

KKP Rancang Permen Rehabilitasi dan Pencemaran Perikanan Budidaya

KKP menyiapkan strategi pemanfaatan sumber daya alam, untuk membangun perikanan budidaya secara efisien dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Tertarik Belajar Pertanian? Beasiswa S1 Bakti Tani 2022 Dibuka, Cek Syaratnya

3 Februari 2022

Tertarik Belajar Pertanian? Beasiswa S1 Bakti Tani 2022 Dibuka, Cek Syaratnya

TaniFoundation dan Yayasan Khouw Kalbe membuka pendaftaran beasiswa Bakti Tani 2022 untuk siswa lulusan SMA/SMK sederajat yang ingin lanjut S1.

Baca Selengkapnya

Kaltara Akan Terapkan Food Estate Berbasis Korporasi untuk Majukan Petani

13 November 2021

Kaltara Akan Terapkan Food Estate Berbasis Korporasi untuk Majukan Petani

Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) akan menerapkan konsep food estate berbasis korporasi untuk mengubah cara pikir petani menjadi petani profesional.

Baca Selengkapnya

Startup Perikanan Aruna Bakal Disuntik Modal SoftBank

15 Agustus 2019

Startup Perikanan Aruna Bakal Disuntik Modal SoftBank

SoftBank siap menanamkan modalnya di sejumlah startup anyar di Indonesia. Salah satunya adalah startup bidang perikanan, Aruna.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekonomis Tinggi, KKP Kembangkan Budi Daya Kerang Abalone

11 Agustus 2019

Nilai Ekonomis Tinggi, KKP Kembangkan Budi Daya Kerang Abalone

Sedikitnya terdapat tiga keuntungan dari teknologi budi daya abalone.

Baca Selengkapnya