BI RR Rate Bertahan di 4,75 Persen

Reporter

Kamis, 19 Januari 2017 23:01 WIB

Ilustrasi Bank Indonesia (BI). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya BI 7-day Reverse Repo Rate di level 4,75% dengan suku bunga Deposit Facility juga tetap berada di level 4% dan Lending Facility 5,50%, yang telah berlaku efektif sejak 20 Januari 2017.


Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dilaksanakan pada 18-19 Januari 2017 itu menyoroti sejumlah risiko global terkait dengan arah kebijakan Amerika Serikat dan China serta kenaikan harga minyak dunia, termasuk dampak harga/barang yang diatur pemerintah (administered price) terhadap inflasi.


Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Sagara mengatakan kendati pertumbuhan ekonomi dunia akan kembaik didukung ekonomi AS dan China, namun masih memiliki risiko. Dampak kebijakan fiskal AS dan kenaikan Fed Fund Rate akan meningkatkan cost of borrowing.


"Perbaikan ekonomi AS didorong oleh peningkatan konsumsi dan peningkatan investasi nonresidensial, pengangguran rendah dan inflasi mengarah ke target jangka panjang. China juga baik tercermin dari penjualan eceran dan investasi swasta," katanya, di Jakarta, Kamis (19 Januari 2017).


Sebelumnya, Juniman, Kepala Ekonom PT Maybank Indonesia Tbk., mengatakan beberapa tantangan global di antaranya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang diproyeksikan sebanyak tiga kali di 2017 akan berimplikasi pada kenaikan suku bunga global dan suku bunga di dalam negeri.


Advertising
Advertising

Dari Eropa, Inggris Raya diprediksi akan mengeksekusi diri keluar dari Uni Eropa sehingga pusat keuangan akan berpindah ke negara lain dan menambah ketidakpastian. Sementara, Jepang akan sulit tumbuh cepat akibat masalah struktural dan demografi dengan makin banyaknya penduduk usia lanjut.


Di sisi lain, China masih harus bekerja keras di tengah perlambatan dan Yuan terus melemah. Pemulihan ekonomi di China yang diperkirakan tidak secepat Amerika Serikat akan menyulitkan ekonomi global kembali berangsur baik.


“Masalah akan ada di stabilitas moneter, makroekonomi. Belum lagi masalah geopolitik. Rupiah akan fluktuatif di tahun ini. Dengan kondisi seperti ini, BI akan menahan suku bunganya,” ujarnya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

5 jam lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

23 jam lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

2 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

5 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

5 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

6 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

6 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

7 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya