BI Optimistis Ekonomi Tahun Ini Lebih Baik dari 2016  

Reporter

Senin, 16 Januari 2017 21:57 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kiri) saat menghadiri acara peluncuran Strategi Nasional Keuangan Inklusif di Istana Negara, Jakarta, 18 November 2016. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, saat ini, perekonomian masih diliputi ketidakpastian karena presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, baru akan dilantik pada 20 Januari mendatang. Dunia masih ingin mendengar bagaimana rencana kebijakan ekonomi Amerika setelah Trump dilantik.

"Kita tahu, secara umum, Amerika pada semester II 2016 ekonominya membaik dan sudah ada penjelasan bahwa nanti ada kenaikan Fed Fund Rate (suku bunga Bank Sentral Amerika)," kata Agus saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 16 Januari 2017.

Baca: DPR Prediksi Ekonomi 2017 Tumbuh 5,5 Persen

Agus menilai, pada 2017, perekonomian dalam negeri akan lebih baik dibandingkan dengan 2016. "Pada 2017, kami harap peran bukan hanya dari permintaan domestik, tidak hanya dari pemerintah, melainkan dari investasi swasta yang mulai berjalan di tahun 2017," tuturnya.

Berdasarkan prediksi BI, ekonomi pada 2017 akan tumbuh antara 5-5,4 persen. Agus juga menilai suku bunga kredit dapat turun. Saat ini, suku bunga BI atau 7-days repo rate berada di level 4,75 persen. "Bunga kredit turunnya agak pelan. Ke depan, periode 15-24 bulan akan terus terjadi penurunan," ucapnya.

Agus menambahkan, penurunan suku bunga kredit memang lebih pelan karena tingkat non-performing loan atau kredit macet tengah direstrukturisasi perbankan. "Kalau restrukturisasi selesai, akan ada penyesuaian di tingkat bunganya," ujarnya.

Baca: Indonesia, India dan Thailand Paling Prospektif di Asia

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2017 mencapai kisaran 5,1 hingga 5,3 persen.

"Untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2017, saya perkirakan masih pada range 5,1-5,3 persen," ucap Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro dalam diskusi Evaluasi Akhir Tahun 2016 dan Harapan 2017 di Kantor Bappenas, Jakarta, Sabtu, 31 Desember 2016, seperti dikutip dari Antara.

Menurut Bambang, perkiraan tersebut terjadi dengan asumsi ekonomi Indonesia masih didominasi sektor konsumsi masyarakat. Sementara gejolak perekonomian global masih belum bisa diprediksi besaran dan dampaknya terhadap ekonomi nasional.

Simak: Heri Gunawan: Tren Pelambatan Warnai Pertumbuhan 2016

"Karena gejolak perekonomian global belum bisa kita prediksi seperti apa. Bagaimana pun ekonomi global itu belum terang," kata Bambang.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

3 jam lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

12 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

16 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

17 jam lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

1 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

1 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

2 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya