Jokowi: Fluktuasi Harga Cabai Karena Pasokan Buruk

Reporter

Senin, 9 Januari 2017 12:58 WIB

Ilustrasi cabai. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Pekalongan - Pergerakan harga cabai belakangan ini tak menentu. Presiden Joko Widodo menilai harga cabai di pasaran tergantung pasokan yang ada. "Namanya harga tergantung supply dan demand," kata presiden di Pasar Induk Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin, 9 Januari 2017.

Ada kalanya, lanjut Presiden, harga cabai juga tergantung musim yang sedang berlangsung. Fluktuasinya harga cabai saat ini, dipicu oleh buruknya pasokan. "Akhir 2016 itu jelek cabenya. Sehingga supply kurang," ucap Jokowi.

Meski demikian, Jokowi menilai fluktuatifnya harga cabai masih dalam kondisi normal. Ke depan, pemerintah akan berupaya agar pasokan cabai tersedia dengan cukup. Salah satu yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian ialah dengan memberikan bibit berkualitas. "Kalau pertanian gagal banyak yang kurang," kata dia.

Dari pantauan Tempo, rata-rata harga cabai merah di Pasar Induk Kajen dibanderol Rp 50.000 per kilogram. Sementara untuk cabai rawit hijau harganya mencapai Rp 30.000 - Rp 40.000 per kilogram.

Baca: : Ketahanan Pangan Indonesia Terus Membaik

Sebelumnya, harga cabai bergerak naik menjelang tahun baru 2017. Cabai jenis rawit merah melonjak hingga tiga kali lipat di Jakarta sampai akhir pekan lalu. Pemerintah mengatakan cuaca sebagai penyebab naiknya harga.

Sebelumnya Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim jika harga cabai sudah mulai turun dari Rp 100 ribu menjadi Rp 30 ribu per kilogram di pasaran. Oleh karena itu, ia meminta agar kenaikan harga ini jangan dibesar-besarkan.

"Kita terlalu cengeng, jadi kita bingung," ujar Amran di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan, Sabtu 7 januari 2017. "Hati-hati, begitu aku fokus cabai, yang lain bisa berantakan." Menurut dia, persoalan kenaikan harga cabai itu tidak mudah untuk diselesaikan secepatnya.

Sebagai solusi kenaikan harga cabai belakangan ini, Amran menyarankan tiap keluarga untuk menanam cabai di lingkungan rumahnya. "Tanamlah cabai di rumah. Tanam 10 pohon nanti aku kasih bibit. Itu solusi permanen," ucapnya.

Baca: AP II Operasikan Terminal Baru dan Belanja Digital Rp 9 T

Menurut Amran, produksi cabai saat ini tetap cukup. Namun karena begitu kering atau bukan musim hujan, maka harga cabai langsung jeblok. Begitu juga sebaliknya.

Amran menjelaskan bahwa dari 14 komoditas, hanya satu yang harganya naik yakni cabai. Untuk itu, pemerintah akan mengantisipasinya dengan memotong mata rantai pasoknya. "Sebanyak 13 komoditas harganya stabil kok. Bahkan harga beras turun 0,9 persen."

ADITYA BUDIMAN|DIDIT HARIYADI | EKO WIDIANTO (BATU)

Berita terkait

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

9 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

9 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

11 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

15 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

16 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

18 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

19 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

19 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

20 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

20 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya