Kimia Farma Targetkan Bangun 100 Gerai Baru
Editor
Setiawan Adiwijaya
Minggu, 8 Januari 2017 13:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kimia Farma (Persero) Tbk melalui anak usahanya, PT Kimia Farma Apotek, menargetkan membangun seratus gerai baru di seluruh Indonesia pada 2017. "Ya, betul. Anggaran ekspansi kami siapkan investasinya sekitar Rp 20 miliar," kata Direktur Utama PT Kimia Farma Apotek Imam Fathorrahman saat dihubungi di Jakarta, Minggu, 8 Januari 2017, seperti dikutip dari Antara.
Menurut Imam, jika rencana tersebut terealisasi, pada tahun ini total gerai atau apotek Kimia Farma di seluruh Indonesia menjadi seribuan unit. Hingga saat ini, sudah ada 900 gerai di seluruh Indonesia.
"Dari 900-an gerai tersebut, total omzet penjualan obat-obatan tahun lalu diperkirakan mencapai Rp 1,3 triliun," ujar Imam. Namun ia belum merinci lokasi dan sebaran gerai baru tersebut di luar Pulau Jawa atau lainnya.
Imam menambahkan, sebagai komitmen untuk meningkatkan kemudahan dan layanan, bertepatan pada HUT ke-14 awal Januari ini, perseroan juga akan memasuki pasar transaksi elektronik (e-commerce). "Pemilik telepon pintar saat ini sudah mencapai 126 persen dari total penduduk dan Internet sudah 52 persen. Ini pasar e-commerce luar biasa."
Imam mengatakan, pada tahap awal, perseroan akan membidik pasar Jabodetabek dan bekerja sama dengan layanan belanja pesan antar Go-Mart. "Intinya, melalui layanan ini, kami bisa diakses pelanggan di wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Bali, dan Makassar dengan lebih dari 250 pilihan lokasi apotek kami. Silakan pelanggan bisa akses kami di www.kimiafarmaapotek.co.id," tuturnya.
Namun, menurut Imam, untuk membedakan layanan online Kimia Farma Apotek dengan layanan online lain adalah akses hingga keunikan dan metode pembayaran yang bisa dilakukan oleh semua jenis payment gateway. "Pembedanya akses. Dan uniknya, Kimia Farma Apotek akan melakukan semacam verifikasi apakah obat yang dipesan memang diperlukan atau tidak," ucapnya.
Selain itu, ada informasi cara penggunaan obat terkait dengan dosis dan proses pengiriman menggunakan kemasan khusus untuk pengamanan dan menjaga kualitas produk yang dikirimkan. Menurut Imam, layanan digital ini hanya untuk obat-obat dengan jenis umum, tapi tidak untuk obat dengan resep dokter.
"Akses ini menjadi kebutuhan dan orang tidak lagi perlu ke apotek, tapi ini untuk obat-obatan bebas dan juga kosmetik," kata Imam. Setiap transaksi digital, pelanggan akan menerima produk pesanannya dalam kemasan yang tersegel.
Produk dilengkapi dengan Form Informasi Obat (FIO) yang berisi informasi tentang indikasi, cara dan aturan pakai, efek samping, dan informasi obat lainnya yang ditulis langsung oleh apoteker. "Kemasan dan segel tersebut didesain khusus untuk menjamin kualitas obat dan produk kesehatan hingga diterima pelanggan," ujar Imam.
ANTARA