Tekan Impor Beras, Kemenkop Siapkan Kluster Pertanian

Reporter

Minggu, 8 Januari 2017 07:28 WIB

Seorang pekerja beristirahat di atas tumpukan karung beras saat dilakukan bongkar muat beras impor dari Vietnan dari kapal Hai Phong 08 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 11 November 2015. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sedang menyiapkan program kluster pertanian. Selain bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani, program tersebut juga diproyeksikan untuk mengurangi ketergantugan akan beras impor.

Menurut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga untuk tahap awal, saat ini sudah disiapkan lima kluster pertanian di lima daerah dengan masing-masing luas lahannya 1.000 hektare. "Nantinya, akan ada 65 kluster pertanian yang saya kira akan mampu mengurangi bahkan menghentikan ketergantungan beras impor," ucapnya dalam keterangan tertulis Sabtu, 8 Januari 2017. Ia menyampaikan itu dalam kunjungannya ke Koperasi Unit Desa Padangan, Bojonegoro.

Lima daerah yang disiapkan untuk program itu adalah Sukabumi, Lampung, Banyumas, Demak, dan Bojonegoro. Dari kelimanya, kluster Sukabumi yang sudah berjalan, selebihnya masih dalam proses. Kluster pertanian di Sukabumi menggandeng PT Pertamina (Persero) yang menyalurkan dana corporate social resposibility-nya melalui program kemitraan bina lingkungan (PKBL).

Baca: Harga Cabai Melonjak, Kementrian Pertanian Usulkan Pemetaan

Ada 2.400 petani yang tergabung dalam kluster tinggal berproduksi saja. Untuk sarana produksi padi (saprodi) disiapkan oleh koperasi. Sementara PT yang dibentuk (PT BUMR) membeli gabah kering panen (GKP) seharga Rp 4.500per kilogram lalu memasarkannya.

Pupayoga menilai Bojonegoro, khususnya di Kecamatan Padangan, itu punya potensi besar untuk dikembangkan menjadi salah satu kluster pertanian. “Di sini KUD bagus dan bisa jadi contoh bagi KUD lain," kata dia.

Ketua KUD Padangan, Mihandri Samsuri menyatakan kesiapannya untuk menjadi kluster pertanian. Ia mengatakan sudah bekerjasama dengan lima kelompok pertanian (KK) di mana KUD Padangan bertindak selaku inti, sedangkan KK sebagai plasma.

Baca: Harga Cabai Selangit, Peneliti Ini Tawarkan Alternatif Lain

KUD Padangan menyiapkan sarana produksi padi dan pembiayaan untuk produkai padi yang didananai melalui unit KSP- nya. Nantinya hasil produksi KK akan dibeli dan dipasarkan oleh KUD Padangan. "Saat ini ada lima KK yang masing-masing beranggotakan 50 petani, dimana setiap KK memiliki lahan antara 50-150 hektare," kata Puspayoga.

KUD Padangan pada 2016 membukukan omset senilai Rp 37 miliar, aset sebesar Rp 6,137 milar dan SHU sebesar Rp 710 juta sebelum pajak. Saat ini unit usaha yang digeluti ada lima usaha, yaitu penyalur pupuk.bersubsidi, jasa pergudangan, unit simpan pinjam (USP), payment poin online (PPD). Sementara usaha rintisannya ada tiga yaitu sistem resi gudamg (SRG), properti dan angkutan.

LARISSA HUDA

Berita terkait

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

10 jam lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

1 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

2 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

4 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

4 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

5 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

8 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

10 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

10 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya