TEMPO.CO, Barcelona - Perusahaan riset, Kantar Worldpanel meluncurkan daftar merek (brand) paling laris di dunia pada 2016. Seperti dilansir Business Insider, dikutip Rabu 4 Januari 2017, Indomie sebagai merek mie instan produksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) masuk dalam daftar 10 merek paling laris dunia. Ranking Indomie naik menjadi posisi 8 dibandingkan tahun sebelumnya di posisi 9.
Ranking tersebut dibuat berdasarkan seberapa banyak jumlah rumah tangga di seluruh dunia membeli tiap merek dan seberapa sering pembelian tersebut. Sistem penilaian itu disebut oleh Kantar Worldpanel dengan Poin Jangkauan Konsumen (Consumer Reach Points). Tujuan penilaian ini untuk mengungkap selera lokal, tren, dan perilaku bagaimana konsumen terpengaruh untuk membuat keputusan berbelanja.
Riset ini menganalisis 300 miliar keputusan para pembelanja dari 74 persen populasi dunia dan 15 ribu merek di 44 negara. Studi ini juga menemukan bahwa negara-negara berkembang menyumbang 82 persen pertumbuhan sektor konsumsi. Data ranking pada 2016 didasarkan hasil survei selama 52 pekan pada 12 Oktober 2014 – 11 Oktober 2015.
Berikut daftar lengkap 10 merek paling laris di dunia :
1. Coca-Cola
Merek yang dimiliki oleh The Coca-Cola Company ini menargetkan produknya tersedia di mana-mana dan mudah didapatkan. Mereka memasok toko-toko lokal dan menyediakan mesin pendingin yang juga bermerek Coca-Cola. Langkah itu efektif meningkatkan kesadaran konsumen akan merek Coca-Cola yang tersedia di mana-mana.
- Poin Jangkauan Konsumen : 6,3 juta.
2. Colgate
Merek ini dimiliki oleh Colgate-Palmolive Company. Meskipun produk Colgate telah dibeli oleh dua pertiga rumah tangga di dunia, namun Colgate masih mampu menambah jumlah pelanggan sebanyak 40 juta rumah tangga lagi. Angka itu merupakan capaian tertinggi yang didapatkan sebuah merek produk konsumsi pada 2016.
- Poin Jangkauan Konsumen : 4,3 juta.
3. Lifebuoy
Merek ini dimiliki oleh Unilever. Tahun lalu Lifebuoy melekatkan mereknya pada pegangan troli belanja di Uni Emirat Arab. Sedangkan di Indonesia menciptakan sistem pengingat cuci tangan mobile untuk mengingatkan masyarakat mencucui tangannya. Lifebuoy juga membuat paket merah tradisional sebagai buah tangan untuk keluarga dan teman-teman saat Tahun Baru Imlek.
- Poin Jangkauan Konsumen : 2,6 juta.
4. Maggi
Merek ini dimiliki oleh Nestle. Maggi merupakan produk Nestle yang berada di ranking teratas. Beberapa produk yang tersedia adalah mi instan, saus, hingga bumbu sup instan.
-Poin Jangkauan Konsumen : 2,4 juta.
5. Lays
Merek ini dimiliki PepsiCo. Lays menambah 25 juta jumlah pelanggan rumah tangga tahun lalu.
-Poin Jangkauan Konsumen : 2,2 juta.
6. Pepsi
Merek ini dimiliki oleh PepsiCo. Mesir merupakan salah satu dari sedikit negara di mana Pepsi lebih dipilih masyarakat ketimbang Coca-Cola.
-Poin Jangkauan Konsumen : 2,2 juta.
7. Nescafe
Merek ini dimiliki Nestle. Merek kopi instan ini masih populer, meskipun popularitasnya menurun dari sebelumnya berada di ranking 6.
- Poin Jangkauan Konsumen : 2 juta.
8. Indomie
Merek ini dimiliki oleh perusahaan konsumsi milik Salim Grup, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Mi instan asli Indonesia ini memang berada di ranking satu di Tanah Air, dan telah mengekspansi pasarnya ke negara-negara di Asia dan Turki.
- Poin Jangkauan Konsumen : 1,9 juta
9. Knorr
Merek ini dimiliki oleh Unilever. Produk bumbu instan ini cukup populer di penjuru dunia.
-Poin Jangkauan Konsumen : 1,86 juta.
10. Dove
Merek ini juga dimiliki Unilever. Dove meraih ranking ketiga dalam daftar 10 besar merek produk kesehatan dan kecantikan. Dove juga merupakan salah satu dari lima merek paling tumbuh di Amerika Latin. Tahun lalu Dove menambah 31 juta jumlah pelanggan.
- Poin Jangkauan Konsumen : 1,67 juta.
ABDUL MALIK
Berita terkait
Bamsoet Dorong Peningkatan Ekspor Produk Olahan Makanan dan Buah
23 Januari 2024
Bambang Soesatyo, mengungkapkan apresiasi terhadap rencana kerjasama antara PT Banjarnegara Agro Mandiri Sejahtera (PT BAMS) dengan Singapore Food Industry.
Baca SelengkapnyaBamsoet Dorong Peningkatan Industri Makanan Minuman
5 Januari 2024
Bambang Soesatyo mendorong berkembangnya industri makanan dan minuman di tanah air.
Baca SelengkapnyaIndustri Bumbu Masakan Ikut Food Ingredients Asia 2023, Kemenperin: Ekspansi Pasar Global
8 Oktober 2023
Kementerian Perindustrian atau Kemenperin mendorong pelaku industri bumbu masakan untuk berekspansi dan memasarkan produk-produknya di pasar global.
Baca SelengkapnyaMenperin Agus Gumiwang: Industri Makanan dan Minuman Berpotensi Menjadi Pemain Kunci Pasar Global
7 Oktober 2023
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri makanan dan minuman berpotensi menjadi pemain kunci pasar global.
Baca SelengkapnyaBPS Sebut Impor Indonesia Juni 2023 Turun 19,40 Persen
17 Juli 2023
BPS mencatat nilai impor Indonesia Juni 2023 mencapai US$ 17,15 miliar atau turun 19,40 persen dibandingkan Mei 2023 sebesar US$ 21,28 miliar.
Baca SelengkapnyaMahasiswa S1 Ditawari Dana Riset Pangan Indofood untuk Selesaikan Tugas Akhir
27 Juni 2023
Indofood menyiapkan bantuan dana penelitian terkait pangan yang ditujukan bagi para mahasiswa strata satu (S1) yang akan menyelesaikan tugas akhirnya.
Baca SelengkapnyaHannover Messe 2023, Industri Makanan dan Minuman RI Diharapkan Tampilkan Teknologi 4.0
19 Maret 2023
Indonesia berpartisipasi sebagai official partner country pada pameran teknologi industri internasional Hannover Messe 2023.
Baca SelengkapnyaAsal-usul Superfood, Makanan Sehat atau Klaim Industri Pangan?
9 Maret 2023
Istilah superfood pertama kali dibuat oleh industri makanan sehat
Baca SelengkapnyaHadir Kembali Offline, 300 Produsen Makanan dan Minuman Ramaikan di Fi Asia JIExpo
8 September 2022
Food Ingredients Asia bertujuan untuk mendorong pertumbuhan serta mengikuti tren pasar secara berkelanjutan di industri makanan dan minuman.
Baca SelengkapnyaKemenperin Sebut Industri Makanan dan Minuman Jadi Mesin Pertumbuhan Industri Nonmigas
7 September 2022
Industri makanan dan minuman tumbuh 3,68 persen pada kuartal II tahun 2022.
Baca Selengkapnya