Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan tos dengan Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi, usai mengikuti sidang pembacaan putusan uji materi UU Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak (Tax Amnesty), di Mahkamah Konstitusi, 14 Desember 2016. Dalam sidang putusan tersebut, MK menolak seluruh gugatan yang diajukan oleh empat pemohon terhadap undang-undang No 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak, karena dinilai tidak terdapat adanya suatu hal yang bertentangan dengan undang-undang dasar. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menyatakan penerimaan pajak menjelang akhir tahun sudah mendekati 82 persen dari target dalam APBN-Perubahan 2016. "Sampai sekarang nyaris 82 persen. Ini masih berjalan, nanti saya kasih evaluasinya," kata Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan Pajak Direktorat Jenderal PajakYon Arsal di Jakarta, Sabtu pekan lalu.
Yon menegaskan, realisasi ini masih bersifat sementara. Sebab, penghitungan akhir penerimaan pajak pada 2016 akan dilakukan setelah tahun anggaran tersebut selesai.
Yon menambahkan, realisasi penerimaan yang masih dalam proses penghitungan antara lain berasal dari uang tebusan dari program amnesti pajak periode dua, yang berakhir pada Sabtu pekan lalu.
Menurut rencana, realisasi penerimaan ataupun belanja negara pada 2016 hasilnya diumumkan oleh Menteri Keuangan pada Selasa besok.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara juga memastikan tidak ada kendala dalam pelaksanaan APBN-P 2016, karena realisasinya telah sesuai dengan perkiraan awal.
Salah satunya pencapaian defisit anggaran yang hingga akhir tahun masih di bawah proyeksi 2,7 persen terhadap PDB. "Defisit masih aman," ujar Suahasil.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan akan berfokus terhadap upaya pencapaian penerimaan perpajakan hingga akhir tahun, agar tidak terlalu meleset dari target.
"Untuk pajak kami masih akan lakukan monitor dari tax amnesty dan (penerimaan) rutin. Kita lihat sampai akhir tahun, 31 Desember," kata Sri Mulyani saat ditemui di Jakarta 19 Desember 2016.
Untuk itu, Sri Mulyani meminta komitmen dari seluruh jajaran pegawai pajak serta Bea dan Cukai agar realisasi penerimaan perpajakan tercapai secara optimal, meski target sebesar Rp 1.539,2 triliun tidak terpenuhi.
"Semua sudah dikalkulasi. Kami tetap berharap yang terbaik dan meminta Direktorat Jenderal Pajak untuk terus-menerus fokus pada target yang sudah beberapa kali dibahas dan direvisi," kata Sri Mulyani.