Rupiah Baru Disebut Mirip Yuan, Ini Klarifikasi BI

Reporter

Minggu, 25 Desember 2016 19:57 WIB

Warga menunjukkan uang pecahan baru. ANTARA/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hendar menyatakan uang rupiah baru tak menjiplak disain mata uang Cina, Yuan. Menurut Hendar, setiap mata uang dari berbagai dunia, dibedakan melalui warna.

Untuk uang rupiah emisi 2016 dominasi warna masih tetap sama dengan emisi tahun sebelumnya seperti merah untuk Rp100.000 dan biru untuk Rp50.000. "Tidak ada yang dimirip-miripkan. Setiap uang memang dibedakan dengan warna karena melalui warna uang dapat lebih mudah dikenali," ujarnya di Pasar Atas Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Minggu, 25 Desember 2016.

Baca: Uang Rupiah Baru Dilengkapi Kode Khusus untuk Tunanetra


Bank Indonesia secara resmi menerbitkan sebelas pecahan uang rupiah tahun emisi 2016, terdiri atas uang kertas pecahan Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, Rp 20 ribu, Rp 10 ribu, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000 serta uang logam pecahan Rp 1.000, Rp 500, Rp 200, dan Rp 100. Meski telah resmi dikeluarkan, uang rupiah lama seperti emisi 2014 masih tetap berlaku hingga akhirnya ditetapkan untuk dicabut.

Hendar menyatakan uang rupiah baru tak mudah ditiru. Alasannya, pencetakan uang rupiah dilengkapi dengan teknik pengaman dimaksudkan agar tidak mudah ditiru atau disebut rectoverso.

Dengan teknik rectoverso tersebut, ada bagian gambar dari uang yang bila dilihat dari satu sisi akan tampak tidak beraturan namun bila diterawang akan memunculkan gambar yang jelas dan utuh. Untuk uang rupiah baru tahun emisi 2016 memunculkan lambang BI. "Jadi kalau ada yang mengatakan mirip lambang tertentu, itu tidak benar. Semua unsur yang ada di uang rupiah dimaksudkan untuk kepentingan pengamanan uang agar tidak mudah dipalsukan," ujarnya.

Baca:
JK: Rupiah Baru Karya Bangsa Sendiri, Tak Mirip Yuan Cina

Ia menyebutkan teknik rectoverso telah diterapkan di uang rupiah sejak 1993 sementara logo Bank Indonesia dipakai dalam teknik itu sejak 2001. Pencetakan uang rupiah dilakukan melalui kontrol ketat dan pencetakan hanya dilakukan oleh Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri).

"Pencetakan uang oleh Peruri berada di bawah kontrol ketat BI. BI sendiri berada di dalam kontrol ketat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Artinya desain, jumlah dan nominal uang pengamanannya dari BI," katanya.

ANTARA

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

21 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya