Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 1 September 2016. Rapat ini membahas asumsi makro terkait sektor energi untuk acuan dalam RAPBN 2017 serta laporan kebijakan Menteri ESDM pasca reshuffle. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membahas berbagai macam isu saat mengunjungi Jepang, beberapa waktu lalu. Dalam lawatannya itu, Luhut mengajak Jepang membangun smelter di Sulawesi, khususnya untuk nikel dan bauksit.
”Mereka akan kirim tim, melihat Morowali sebagai model mereka. Nikel itu nilai tambahnya bisa sembilan kali. Kalau turun ke karbon, kita tidak perlu impor bahan-bahan untuk bikin handphone dan bikin sendok,” kata Luhut di Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Jumat, 23 Desember 2016.
Selain itu, Luhut meneken kerja sama di bidang kemaritiman dengan Jepang untuk meningkatkan hubungan kelautan dan ketahanan dalam bidang industri. “Jepang sudah melihat peluang investasi pasar ikan di Natuna Besar dan energi di Natuna Timur. Jepang juga melihat Sabang menjadi pelabuhan yang baik nantinya,” ujarnya.
Nantinya, Badan Keamanan Laut atau Bakamla juga akan bekerja sama dengan penjaga pantai Jepang untuk capacity building, terutama masalah illegal fishing, penyelundupan, dan pembersihan laut. “Indonesia kan lautnya paling tercemar nomor dua di dunia. Itu ingin kami perbaiki dan perlu kerja sama dengan Jepang,” ucap Luhut.
Dalam bidang perhubungan, kata Luhut, pemerintah dan Jepang juga sepakat menambah penerbangan maskapai Garuda Indonesia, yakni rute Jakarta-Tokyo-Los Angeles. “Itu daily flight. Dan Jepang menyambut positif. Kami berharap hal ini bisa segera dilaksanakan. Kami juga sepakat kerja sama di bidang teknologi.”
Menurut Luhut, nilai kerja sama antara pemerintah dan Jepang untuk membangun proyek-proyek dan menjalankan program-program tersebut sangat besar. “Nanti kalau sudah resmi, Januari akan diumumkan. Kami masih finalisasi angka ini sehingga Jepang akan tetap menjadi investor terbesar setelah Singapura,” ujarnya.