Kementan Bidik Rp75 Triliun dari Produktivitas Jagung

Reporter

Kamis, 22 Desember 2016 23:08 WIB

ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian berambisi membidik Rp75 triliun dari produktivitas jagung sebagai upaya swasembada komoditas strategis pertanian.


Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pihaknya tengah meningkatkan produktivitas jagung seiring telah diresmikannya varietas Nakula Sadewa (Nasa) 29 oleh Presiden Jokowi pada Oktober lalu.


"Jagung Nasa 29 ini akan coba ditanam serempak di sentra-sentra jagung seluruh Indonesia sehingga produksinya bisa meningkat 100%," ujarnya di sela Launching Sistem Informasi Pertanian Modern Berbasis Smartphone di Bogor, Kamis (22 Desember 2016).


NASA 29, yang memiliki potensi panen mencapai 13 ton per hektare merupakan singkatan dari Nakula dan Sadewa. Adapun angka 29 diambil dari tanggal 29 Oktober saat diresmikannya nama tersebut.


Amran menuturkan, jagung Nasa 29 atau jagung berisi satu pohon dua tongkol tersebut menjadi gerbang pembuka upaya pemerintah mengejar swasembada jagung.


Advertising
Advertising

Menurutnya, pada tahun depan pemerintah berupaya menyetop impor jagung karena potensi jagung Nasa 29 akan mulai dihasilkan meskipun masih dalam tahap proses penanaman.


Saat ini, pihaknya mencatat lahan tanam jagung mencapai sekitar 6 juta hektare. Jika Nasa 29 ditanam serentak, kata dia, produktivitasnya akan menghasilkan berkali-kali lipat.


Dia memberi contoh jika produktivitas jagung mencapai 10 ton per hektare dan dikalikan lahan rata-rata 5 juta hektare di seluruh Indonesia, maka produktivitas sudah 50 juta ton.


"Itu artinya diperkirakan ada kenaikan mencapai 25 juta ton dari produksi saat ini, kemudian kalikan dengan harga Rp3 juta per ton jagung, maka kita sudah mencapai Rp75 triliun, dan itu semua petani yang menikmati," paparnya.


Amran mengklaim, impor jagung sudah menurun hingga 60% dan akan terus ditekan hingga 2018 sehingga tidak ada lagi impor dengan adanya produktivitas Nasa 29 tersebut.


Pihaknya bahkan akan memberi hadiah umroh kepada para petani yang bisa memanen jagung hingga 20 ton per hektare.


Tambah Anggaran


Pada kesempatan berbeda, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat mendorong pemerintah menambah anggaran untuk perbenihan hortikultura kendati aturan mengisyaratkan penambahan anggaran pada sektor pengembangan pasar. Sebab, apabila tidak ada anggaran yang besar maka kualitas benih sulit bisa dilahirkan.


Ketua Harian HKTI Jabar Entang Sastraatmadja mengatakan, selain masalah anggaran yang berdampak pada kualitas dan kuantitas hasil penelitian benih juga menyangkut struktur organisasi balai perbenihan hortikultura yang secara kebijakan masih relatif lemah.


Di samping itu, regulasi Undang-undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura sebagian besar hanya mengatur soal pengembangan pasar dan pengereman impor. Padahal, di sektor hulu terutama pengembangan benih sangat diperlukan mengingat kualitas produksi bisa menentukan pasar yang lebih luas bahkan daya saing dengan impor.


"Yang namanya penelitian dan pengkajian terhadap benih relatif lambat dan kurang. Karena pemerintah masih fokus terhadap pengembangan padi, jagung, dan kedelai," katanya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

20 jam lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

1 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

2 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

2 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

4 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

5 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

5 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

8 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

10 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

11 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya