Kontroversi Pemilihan Pahlawan di Uang Baru, Ini Kata BI
Editor
Setiawan Adiwijaya
Rabu, 21 Desember 2016 21:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) buka suara menjawab maraknya pertanyaan di media sosial tentang alasan pemilihan sederet nama pahlawan Indonesia yang dicantumkan dalam satu seri uang Rupiah Tahun Emisi (TE) 2016.
Sebelumnya, BI meluncurkan satu seri uang baru itu pada 19 Desember lalu dengan menampilkan gambar-gambar pahlawan Indonesia. Di antaranya Djuanda Kartawidjaja, Frans Kaisiepo, Idham Chalid, Tjut Meutia, dan T.B. Simatupang.
"Pemilihan pahlawan nasional ini sudah dilakukan dalam tahap yang sangat panjang dan sudah dikoordinasikan dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, sejarawan, akademisi, dan tokoh masyarakat," ujar Deputi Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI Yudi Harymukti di kantornya, Jakarta, Rabu, 21 Desember 2016.
Baca Juga: Sebut 5 Pahlawan Kafir, Ini Pembelaan Kader PKS
Yudi menjelaskan, terdapat sejumlah kriteria yang disyaratkan untuk mencantumkan sosok pahlawan di seri pecahan rupiah. Pertama, pahlawan yang belum pernah digunakan gambarnya di seri pecahan rupiah sebelumnya, kecuali proklamator Soekarno dan Mohammad Hatta.
"Lalu, harus ada keterwakilan daerah tanpa memperhatikan latar belakang agama dan gender. Terakhir, diterima dan tidak ada kontroversi di masyarakat," ucap Yudi.
Deputi Direktur Departemen Komunikasi BI Andiwiana mengatakan, dalam menetapkan pahlawan di seri uang baru, BI mengacu sepenuhnya pada data dari Kementerian Sosial. "Untuk nama dan foto resmi yang digunakan, kami menggunakan versi Kemensos. Kami ikuti apa yang terdaftar di negara," ujar Andi.
Simak: Terungkap Penyebab Sulitnya Pemerintah Menagih Pajak Google
Tahap selanjutnya, kata Andi, adalah mengkonfirmasi kebenaran data itu kepada pihak keluarga dan ahli waris pahlawan yang dimaksud. "Kami tanyakan benar tidak foto dan gambar sosoknya seperti itu, lalu ditanyakan kepada pemuka adat dan tokoh di daerah, baru dibuat sketsa dan dicantumkan dalam uang," ucapnya.
GHOIDA RAHMAH