Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Irfan Zainuddin meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Tomohon Sulawesi Utara. TEMPO/Larissa Huda
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan harga energi baru dan terbarukan (EBT) harus bisa bersaing dengan tarif listrik yang dihasilkan energi fosil.
"Pemerintah dukung bauran energi untuk mendukung penyelamatan perubahan iklim, tapi pada harga yang terjangkau," kata Ignasius Jonan dalam diskusi yang digelar Tempo Media Group di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Rabu, 21 Desember 2016.
Diketahui porsi bauran energi pada 2025 untuk energi baru terbarukan ditargetkan sebesar 23 persen. Sementara minyak sebesar 25 persen, batu bara 30 persen, dan gas sebesar 22 persen. Langkah ini untuk mengurangi emisi gas, seperti yang dihasilkan oleh batu bara.
Jonan menambahkan tidak akan merasa bangga jika bauran energi terjadi dengan prinsip harga berapa pun juga. Menurut Jonan, harga energi baru dan terbarukan haruslah pada angka yang kompetitif dan terjangkau.
Jonan menuturkan pengembangan energi baru terbarukan tidak memerlukan insentif . Bagi Jonan, jika energi listrik yang dihasilkan dari sektor ini memiliki harga yang kompetitif, maka akan ada yang membeli. "Cari harga yang kompetitif, nanti ada yang beli."