Kereta Rel Listrik (KRL) uji coba tiba di Stasiun Tanjung Priok, Jakarta, 23 November 2015. Uji coba tersebut untuk mengaktifkan kembali lintasan utara sepanjang 8,086 kilometer dari Stasiun Jakarta Kota - Tanjung Priok. Pada tahun 2004, PT KAI terpaksa menutup jalur ini karena alasan trek yang sudah tua dan tidak aman dilintasi. TEMPO/Frannoto
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Transportasi Indonesia menilai kereta rel listrik sebaiknya dapat beroperasi hingga Merak, Banten. Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Darmaningtyas mengatakan menyambut baik rencana pengoperasian kereta rel listrik (KRL) hingga Rangkasbitung. Dia berharap, nantinya KRL juga dapat beroperasi hingga Merak, Banten. “Agar penumpang kapal dari Lampung maupun akan pergi ke Lampung dapat naik KRL sehingga lebih cepat,” kata Darmaningtyas, Jakarta, Senin, 19 Desember 2016.
Dia mengingatkan perlu persiapan infrastruktur dalam mengoperasikan KRL hingga Rangkasbitung, terutama rel ganda yang saat ini baru sampai Stasiun Maja. Perjalanan KRL hingga Rangkasbitung, dia menuturkan dapat mengantisipasi kebutuhan transportasi perkotaan ke arah barat mengingat saat ini Tiga Raksa sedang dalam proses pengembangan kota baru.
Terkait dengan subsidi, dia mengatakan pemerintah juga perlu tetap memberikan subsidi terhadap penumpang KRL di wilayah Banten mengingat rata-rata mereka berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. “Dan tingkat pendidikannya pun rendah sehingga perlu edukasi publik agar mereka dapat menyesuaikan dengan kultur KRL yang sudah tertib dan bersih,” katanya. *