TEMPO.CO, Jakarta - Adanya sentimen positif dari dalam negeri dan luar negeri diperkirakan dapat membuat laju rupiah kembali menguat. Meski demikian, senior analis dari Bina Artha Securities, Reza Priyambada, mengatakan pihaknya mencermati sebagian pelaku pasar yang mulai mencoba melakukan spekulasi aksi beli dolar Amerika Serikat dengan memanfaatkan membaiknya data-data ekonomi Amerika untuk membuat laju dolar terapresiasi.
"Sentimen positif dari dalam negeri berupa komitmen pemerintah untuk melakukan perbaikan di semua sektor usaha untuk menopang perbaikan ekonomi diharapkan masih dapat mendukung penguatan lanjutan laju rupiah," ucap Reza dalam pesan tertulisnya, Kamis, 8 Desember 2016.
Dalam risetnya, Reza memperkirakan laju rupiah akan bergerak dengan kisaran support 13.527 dan resisten 13.343. Pada perdagangan pasar uang kemarin, laju rupiah melampaui target resisten di level 13.320. Hal itu membuat laju rupiah menggenapkan penguatannya selama enam hari berturut-turut setelah dirilisnya angka inflasi yang cukup direspons baik.
Penguatan laju rupiah pun mendapatkan sentimen positif tambahan dari terapresiasinya laju euro setelah meredanya konflik politik di Italia dan pernyataan ECB yang akan melanjutkan program quantitative easing di zona Euro untuk membantu mempercepat pemulihan ekonomi kawasan tersebut.
Sedangkan dari dalam negeri, laju rupiah mendapatkan sentimen positif dari penegasan Presiden Jokowi yang meminta semua kementerian yang berkaitan dengan investasi memberikan perhatian khusus karena memegang peran penting terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.