Rasio Menabung Rendah, Ternyata Ini Penyebabnya  

Reporter

Selasa, 6 Desember 2016 16:18 WIB

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution usai rapat koordinasi membahas harga gas industri di Gedung Kemenko Perekonomian, 4 Oktober 2016. Tempo/Richard Andika

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan rasio menabung di Indonesia masih rendah. Hal ini disebabkan oleh kegemaran masyarakat menginvestasikan uangnya dalam bentuk membeli tanah.

Baca: OJK Bakal Buka Lowongan Besar-besaran Tahun Depan

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan rasio menabung baru mencapai 36 persen. "Memang strategi nasional kami adalah financial inclusion. Tapi itu hanya satu hal untuk mendorong saving makin besar. Sebenarnya, faktor yang paling berpengaruh terhadap saving kita, selain konsumsi, adalah spekulasi tanah," kata Darmin usai Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa, 6 Desember 2016.

Baca: Inklusi Keuangan Dari Sertifikat Tanah Rp23 Triliun


Menurut Darmin, budaya yang telah turun-temurun tersebut harus mulai menjadi perhatian pemerintah. "Tidak bisa saving itu kerjanya beli tanah. Itu tidak sehat. Selain harga tanah bisa melonjak-lonjak begitu saja, yang lebih buruk, saving di surat berharga dan perbankan tidak setinggi yang seharusnya," kata mantan Gubernur Bank Indonesia itu.


Darmin pun menambahkan, dengan rendahnya rasio menabung, pemerintah membutuhkan aliran dana masuk yang besar. "Kenapa perlu capital inflow? Bukan cuma foreign direct investment atau penanaman modal asing, tapi juga portfolio. Kenapa? Karena saving kita kerendahan. Kenapa kerendahan? Ya karena itu, orang-orang senangnya beli tanah."

Dalam pembukaan Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Presiden Joko Widodo menargetkan rasio menabung pada 2019 mencapai 75 persen. Saat ini, menurut Jokowi, rasio menabung baru mencapai 36 persen. "Itu target yang tidak ringan. Tapi, apabila dipromosikan dan disosialisasikan dengan baik, ini bukan sesuatu yang mustahil," katanya. *

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

4 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

5 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

12 hari lalu

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal dampak putusan MK yang menolak seluruh gugatan sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

14 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

14 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

17 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tembus Rp16.100, Mirip dengan Kurs Krismon Mei 1998

18 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tembus Rp16.100, Mirip dengan Kurs Krismon Mei 1998

Sejarah terulang lagi, nilai tukar rupiah melemah sampai ke titik di atas Rp16 ribu per dolar AS, sama seperti saat krisis moneter 1998.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

19 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

25 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya