Industri Mebel Terdampak Implementasi Sistem Legalitas Kayu

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 30 November 2016 01:00 WIB

Juri menilai desain kursi karya finalis Kompetisi Desain Mebel Rotan di Bandung, 4 Oktober 2016. Potensi pengembangan dan perdagangan furnitur rotan untuk pasar ekspor dan dalam negeri masih sangat terbuka. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Implementasi sistem verifikasi legalitas kayu perlu disempurnakan karena diyakini mampu membangkitkan pelaku usaha mebel skala industri kecil dan menengah.

Peneliti Kehutanan Universitas Merdeka Madiun Ramhanta Setiahadi mengungkapkan industri furnitur nasional sangat bergantung kepada pelaku skala industri kecil dan menengah (IKM). Pasalnya, merekalah yang menjadi eksportir mandiri atau pemasok bagi eksportir skala besar.

“Ada 5-6 juta orang di Jawa saja yang terlibat dalam industri furnitur. Ini menandakan industri furnitur sangat bersentuhan dengan masyarakat,” katanya di sela-sela Kongres Kehutanan Indonesia (KKI) VI di Jakarta, Selasa, 29 November 2016.

Karena itu, Rahmanta menilai implementasi sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) sangat menentukan bagi pelaku IKM. Sepanjang 2015, ketika SVLK belum bersifat wajib bagi pelaku IKM, sekitar US$ 1,095 miliar nilai ekspor mebel sudah bersertifikat SVLK.

“Nilai itu sebesar 81% dari total nilai ekspor tahun lalu sebesar US$1,349 miliar,” katanya.

Sebagaimana diketahui, sejak 15 November 2016 SVLK diakui oleh Uni Eropa sebagai lisensi Forest Law Enforcement, Governance, and Trade (FLEGT). Dengan lisensi tersebut, produk Indonesia tidak akan terkena uji tuntas saat memasuki 28 negara anggota Uni Eropa. Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang mendapatkan lisensi FLEGT.

Pada hari tersebut, Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) merayakan hari pengapalan perdana produk berlisensi FLEGT. Empat anggota Apkindo mendapatkan lisensi FLEGT pertama di Indonesia dan dunia yakni PT Korindo Ariabima Sari, PT Kayu Lapis Indonesia, PT Kutai Timber Indonesia, dan PT Mujur Timber.

Secara serentak, keempat korporasi itu juga melakukan pengapalan perdana hari ini ketika mereka mendapatkan lisensi FLEGT. Sebanyak 23 kontainer akan dikapalkan perusahaan-perusahaan itu dari Pelabuhan Tanjung Priok dengan tujuan Antwerpen, Belgia; Hamburg, Jerman; serta dua kota Inggris yakni Tillbury dan Liverpool.

Kontainer-kontainer berlisensi FLEGT pertama itu akan mengarungi lautan selama kurang lebih 1 bulan dan tiba di kota-kota tujuan sebelum Natal 2016. Sesampai di sana, importir setempat, eksportir dari Tanah Air, pemerintah Indonesia, dan Uni Eropa akan menyambutnya dengan seremoni.

BISNIS

Berita terkait

ISWA: Industri Kayu Olahan Terdampak Ketidakpastian Ekonomi Global

27 Oktober 2023

ISWA: Industri Kayu Olahan Terdampak Ketidakpastian Ekonomi Global

Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (ISWA) menyoroti kondisi ekonomi global yang berdampak pada industri kayu dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Ini Strategi Promosikan Produk Kayu Berkelanjutan di Indonesia

15 November 2020

Ini Strategi Promosikan Produk Kayu Berkelanjutan di Indonesia

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan mengatakan Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk terus memberikan perhatian terhadap industri kayu ringan.

Baca Selengkapnya

Terpukul Perang Dagang, Nilai Ekspor Kayu Olahan Turun 4 Persen

3 Januari 2020

Terpukul Perang Dagang, Nilai Ekspor Kayu Olahan Turun 4 Persen

Terpukul oleh perang dagang, nilai ekspor kayu olahan Indonesia sampai 31 Desember 2019 hanya mencapai US$ 11,64 miliar.

Baca Selengkapnya

Rupiah Semakin Melemah, Untung di Industri Ini Makin Tebal

24 Agustus 2018

Rupiah Semakin Melemah, Untung di Industri Ini Makin Tebal

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, pelemahan rupiah disebabkan faktor eksternal.

Baca Selengkapnya

Genjot Industri, Pemerintah Subsidi Sistem Legalitas Kayu

13 Juli 2018

Genjot Industri, Pemerintah Subsidi Sistem Legalitas Kayu

Pemerintah bakal memberi insentif untuk para pelaku industri kecil dan menengah di bidang kayu dan furnitur.

Baca Selengkapnya

Pidato Jokowi di Pameran Furniture Internasional

11 Maret 2017

Pidato Jokowi di Pameran Furniture Internasional

Jokowi menuturkan, pemerintah memberikan sejumlah insentif
bagi beberapa industri furniture dan rajinan untuk mendongkrak
nilai ekspor.

Baca Selengkapnya

Kayu Berserifikat FLEGT Indonesia Pertama Tiba di London

17 Januari 2017

Kayu Berserifikat FLEGT Indonesia Pertama Tiba di London

Pengapalan pertama produk kayu dengan lisensi FLEGT asal Indonesia ke Inggris ini ada sekitar 17 kargo.

Baca Selengkapnya

Dapat Lisensi FLEGT, Indonesia Bidik Pemasaran Kayu ke Eropa  

30 November 2016

Dapat Lisensi FLEGT, Indonesia Bidik Pemasaran Kayu ke Eropa  

Menteri Luar Negeri Retno menjelaskan bahwa kita harus memanfaatkan keunggulan komparatif produk kayu untuk meraih pasar yang lebih besar di UE.

Baca Selengkapnya

RI Terbitkan 845 Lisensi FLEGT Ekspor Kayu ke Uni Eropa  

24 November 2016

RI Terbitkan 845 Lisensi FLEGT Ekspor Kayu ke Uni Eropa  

Lisensi untuk tujuan ekspor ke 24 negara di Uni Eropa terdiri atas produk panel, furnitur, woodworking, kerajinan, chips, kertas, dan perkakas.

Baca Selengkapnya

Lisensi Kayu Indonesia Resmi Berlaku Bulan Depan

16 September 2016

Lisensi Kayu Indonesia Resmi Berlaku Bulan Depan

Lisensi "Forest Law Enforcement Governance and Trade" atas produk kayu asal Indonesia di pasar Uni Eropa resmi diberlakukan mulai 15 November 2016.

Baca Selengkapnya