Kenaikan Harga BBM Menaikkan Inflasi 3,01 Persen

Reporter

Editor

Selasa, 15 Juli 2003 09:55 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Staf Ahli Menko Perekonomian Mahendra Siregar menyatakan kenaikan harga BBM, TDL dan Telpon meningkatkan inflasi sebesar 3,01 persen. Hanya, Mahendra tetap bersyukur karena pengaruhnya tak sebesar tajun lalu. Untuk tahun ini, BI optimis sumbangan itu akan turun dari 3,2 persen pada tahun lalu menjadi 3,01 persen, kata Staf Ahli Menteri Koordinator bidang Perekonomian Mahendra Siregar dalam dialog publik KNPI di Kuningan, Jakarta, Selasa (14/1). Mahendra menjelaskan, inflasi tahun lalu mencapai 10,03 persen. Meski begitu, sumbangan dari kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan tarif dasar listrik, telepon, bahan bakar minyak dan upah minimum provinsi terhadap inflasi hanya sebesar 3,2 persen. Karena itu, prediksi tahun ini angka itu akan lebih rendah. Pasalnya, inflasi tahun ini diperkirakan mencapai 9 persen. Dia mengingatkan agar pemahaman mengenai masalah kenaikan tarif ini dipandang dari segi yang obyektif. Ia menolak anggapan kalau kenaikan harga mengakibatkan kelompok masyakat termiskin yang paling menderita. Menurutnya kenaikan harga akan berdampak lebih besar pada kelompok masyarakat menengah. Pasalnya, konsumsi masyarakat miskin untuk listrik telepon dan BBM jauh lebih kecil. Kebutuhan yang kecil ini dibantu lagi dengan program dana kompensasi pemerintah, kata dia. Menyinggung akuntabilitas program kompensasi dana BBM, Mahendra mengakui masalah itu masih merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah. Tapi ia mengusulkan agar semua pihak tidak hanya mencari pihak yang harus disalahkan. Itu menjadi tidak relevan, jika mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, katanya. Karena itu perlu kerjasama semua pihak untuk menciptakan akuntabilitas program tersebut, sehingga dapat lebih mencapai sasaran. Sementara itu, pada kesempatan yang sama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro kembali mengatakan keputusan kenaikan tarif ini memang pahit. Akan tetapi keputusan ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2000 lalu. Untuk tahun ini kenaikan BBM adalah penyesuaian yang terakhir karena sekarang sudah menggunakan patokan harga internasional, kata dia. Meski begitu ia mengakui, harga eceran BBM masih tergolong tinggi dibanding negara-negara lainnya. Situasi ini, kata Purnomo disebabkan karena pajak dalam negeri masih sangat besar. Dan hal itu tidak diterapkan di negara-negara lain, katanya. Tapi ia optimis, begitu krisis di Irak dan Venezuela selesai, harga minyak internasional akan turun. Begitu pula di Indonesia. Hanya saja, tak jelas kapan harapan Mahendra tersebut akan terwujud. Dara Meutia Uning --- TNR

Berita terkait

Ciri Pasangan Suka Mengontrol, Bikin Anda Tak Berdaya dan Kehilangan Harga Diri

16 menit lalu

Ciri Pasangan Suka Mengontrol, Bikin Anda Tak Berdaya dan Kehilangan Harga Diri

Pasangan gemar mengontrol. Anda dibuat tak berdaya dan hanya bisa menuruti kemauannya karena takut berpisah, ditinggalkan atau diusir dari rumah.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

18 menit lalu

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

ICW mengungkap beberapa kerentanan yang mungkin terjadi di Pilkada 2024. Berkaca dari pengalaman Pilpres.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir di Met Gala 2024, Katy Perry Bikin Ibunya dan dan Penggemar Terkecoh

24 menit lalu

Tak Hadir di Met Gala 2024, Katy Perry Bikin Ibunya dan dan Penggemar Terkecoh

Katy Perry mengunggah beberapa foto sambil memberi tahu penggemarnya alasan tidak hadir di Met Gala

Baca Selengkapnya

KPU Sangkal Ada Pergeseran Suara dari NasDem ke Hanura di Pileg DPRD Sintang

30 menit lalu

KPU Sangkal Ada Pergeseran Suara dari NasDem ke Hanura di Pileg DPRD Sintang

"Tidak terjadi perubahan atau pergeseran suara Partai Hanura," kata kuasa hukum KPU Ali Nurdin di gedung MK.

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

37 menit lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Gina S. Noer dan Maudy Ayunda Kolaborasi Garap Film KHD Berkisah Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

39 menit lalu

Gina S. Noer dan Maudy Ayunda Kolaborasi Garap Film KHD Berkisah Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Film KHD merupakan debut Gina S. Noer dalam menggarap film bertema sejarah dan Maudy Ayunda sebagai produsernya.

Baca Selengkapnya

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

52 menit lalu

Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.

Baca Selengkapnya

Alasan Mahkamah Agung Tak Lagi Publikasikan Putusan Cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan

56 menit lalu

Alasan Mahkamah Agung Tak Lagi Publikasikan Putusan Cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan

Juru bicara Mahkamah Agung Suharto mengatakan sejak putusan cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan dimuat di direktori, sudah diunduh sebanyak 623.766 kali.

Baca Selengkapnya

Tidak Takut Pakai Pakaian Motif, Ini Tips Ala Andien

1 jam lalu

Tidak Takut Pakai Pakaian Motif, Ini Tips Ala Andien

Penikmat fashion Andien Aisyah memberikan beberapa tips padu padan warna dan motif pakaian agar tetap enak dilihat dan tidak membosankan.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Jemaah Haji Terhindar dari Heat Stroke di Tanah Suci

1 jam lalu

Saran Tenaga Medis agar Jemaah Haji Terhindar dari Heat Stroke di Tanah Suci

Suhu di Tanah Suci diperkirakan mencapai 40 derajat Celsius. Jemaah haji diimbau untuk dapat beradaptasi agar terhindar dari heat stroke.

Baca Selengkapnya