Bluescope Indonesia Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 24 November 2016 17:15 WIB

Pekerja memeriksa kondisi aliran listrik di gardu induk Pamona 275 KV di Area PLTA Poso Unit 2, Sulawesi Tengah, Senin (15/8). PT PLN (Persero) bisa melakukan penghematan sebesar Rp 373 miliar per tahun dengan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso berkapasitas 24 megawatt (MW) dimana penghematan tersebut berasal dari berkurangnya penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini digunakan untuk mengaliri listrik di daerah tersebut. ANTARA/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Produsen baja ringan PT NS Bluescope Indonesia berupaya meningkatkan kompetensi tenaga kerja konstruksi melalui pelatihan yang bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. "Meski kerja sama belum resmi dilakukan secara tertulis, tetapi kami sudah terlibat dalam penyusunan standar kompetensi tenaga kerja konstruksi sejak lama," kata Presiden Direktur PT NS Bluescope Indonesia Simon Linge pada peluncuran produk rangka atap dan penutup atap Bluescope Zacs di Semarang, Kamis, 24 November 2016.

Dikatakan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, dari sekitar 8,2 juta tenaga kerja konstruksi di seluruh Indonesia, hanya 10 persen yang sudah bersertifikat atau berkompetensi. "Dalam hal ini kami ingin ikut ambil bagian untuk meningkatkan prosentase tersebut melalui Bluescope training center," katanya.

Pihaknya berharap, melalui pelatihan tersebut para aplikator akan memiliki standar yang sama dalam melakukan pemasangan atap, rangka atap, dan dinding dengan material baja ringan dengan benar. Sementara itu, dengan dilakukannya pelatihan tersebut diharapkan dapat sekaligus memperluas pasar produk Bluescope di Indonesia khususnya Jawa Tengah. "Banyak potensi yang dapat kami kerjakan di sini. Ke depan kami memprediksikan pasar kami akan meningkat mengingat sudah banyak masyarakat yang pindah dari material tradisional ke modern seperti baja ringan," katanya.

Mengenai kondisi pasar sendiri, dikatakan khusus untuk Indonesia permintaan baja ringan secara keseluruhan sebanyak 1,3 juta ton/tahun. Sedangkan kapasitas produksi PT NS Bluescope Indonesia hanya 250 ribu ton/tahun. Vice President Channel and Business Development PT NS Bluescope Indonesia Tirta Prabowo mengatakan pertumbuhan kebutuhan baja lapis di Indonesia meningkat hingga 5 persen.

Pihaknya memprediksi peningkatan permintaan juga akan terjadi di Jawa Tengah mengingat pertumbuhan residensial di wilayah ini cukup besar. "Meskipun saat ini baja ringan belum merupakan material utama yang digunakan untuk pembangunan rumah, ke depan kami meyakini produk ini menjadi salah alternatif yang tepat untuk material pembangunan rumah," katanya. *

ANTARA

Berita terkait

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

4 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

11 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

38 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

39 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

41 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

43 hari lalu

Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

51 hari lalu

Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

58 hari lalu

Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

Jokowi mengklaim kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61 persen.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

20 Februari 2024

Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

Tenaga honorer merupakan bagian integral dari struktur tenaga kerja di Indonesia, terutama di sektor publik.

Baca Selengkapnya