Menkeu:Proyeksi Konsumsi Rumah Tangga 2017 Sehat di Level 5%

Reporter

Rabu, 23 November 2016 23:02 WIB

Ilustrasi pasar tradisional. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyakini konsumsi rumah tangga akan tetap sehat di level 5% pada tahun depan.


Kendati demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan perlunya kehati-hatian karena perkiraan inflasi oleh Bank Indonesia 4% +-1%.


Dia mengatakan proyeksi inflasi tahun depan itu di atas pencapaian tren inflasi rendah tahun ini pada kisaran 3,2%. Tren inflasi di bawah 4% harus dipertahankan pada tahun depan. Diversifikasi sektor baik primer dan sekunder, serta jasa menjadi penopang untuk mengelola konsumsi rumah tangga.

Dia menjelaskan ekonomi domestik hanya akan bisa bertahan secara kesinambungan ditopang oleh sektor pertanian dan perikanan, selain itu industri pertambangan sudah mulai membaik karena ada perbaikan.


Industri sektor jasa juga menunjukkan pertumbuhan yang baik di tengah situasi global yang goncang.


"Optimisime karena kita jaga momentum. Hati-hati karena kita tahu tantangan eksternal namun juga internal masih harus dihadapi dan diselesaikan," katanya, di Jakarta, Rabu (23 November 2016).


Advertising
Advertising

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan pada level moderat di 5,1%, sementara Bank sentral memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) 2017 sebesar 5,0%-5,4%.Â


Sementara itu, konsumsi pemerintah yang stabil di 4,8% diharapkan bisa menarik investasi swasta terutama pasar modal yang lebih dibandingkan tahun ini.Â


Dari sisi perdagangan, Sri Mulyani menilai sektor pertambangan dan penggalian sudah mulai membaik terlihat dari kuartal III/2016 yang kontraksinya hanya sedikit di kisaran 0%, terutama batu bara yang harganya sudah relatif pulih.Â


Jatuhnya sektor pertambangan dan penggalian juga bisa mempengaruhi sektor kontruksi. Namun, dia menjelaskan agresivitas pemerintah dalam belanja mampu menahan sektor kontruksi sehingga tidak jatuh.


"Namun, kontruksi terkompensasi dari pengeluaran pemerintah yang cukup agresifnya maupun BUMN infrastruktur. Itu counter cyclical dari government spending untuk mengkompensasi suatu pelemahan dalam perekonomian dengan tools fiskalnya," ucapnya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya