Lonjakan Harga Minyak Dorong Wall Street Menguat  

Reporter

Selasa, 22 November 2016 07:08 WIB

Wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Saham-saham di Wall Street berakhir lebih tinggi pada Senin atau Selasa pagi WIB (22 November 2016), menyusul kenaikan di pasar ekuitas Eropa, karena lonjakan harga minyak membantu memicu keuntungan di sektor energi.

Minyak mentah Brent naik 4,4 persen menjadi menetap di 48,90 dolar AS per barel dan minyak mentah AS ditutup 3,9 persen lebih tinggi pada 47,49 dolar AS per barel setelah menyentuh tingkat tertinggi dalam tiga minggu, karena dolar melemah.

Komentar Presiden Rusia Vladimir Putin yang meningkatkan harapan negara-negara penghasil minyak utama dapat mencapai kesepakatan untuk membatasi produksi pada pertemuan minggu depan, juga mendorong harga minyak melonjak.

Di antara ekuitas AS, indeks energi S&P naik 2,2 persen sebagai sektor berkinerja terbaik, ditutup pada tingkat tertinggi dalam 16 bulan terakhir.

"Reli pasca pemilu berlanjut," kata Bucky Hellwig, wakil presiden senior di BB&T Wealth Management di Birmingham, Alabama. "Ada beberapa kekhawatiran bahwa suku bunga mungkin naik terlalu jauh, tapi sepertinya mereka mungkin telah sedikit melambat."

Dow Jones Industrial Average naik 88,76 poin atau 0,47 persen menjadi 18.956,69 poin, S&P 500 naik 16,28 poin atau 0,75 persen menjadi 2.198,18 poin dan komposit Nasdaq menambahkan 47,35 poin atau 0,89 persen menjadi 5.368,86 poin.

Tingkat tersebut menandai rekor penutupan untuk masing-masing dari tiga indeks utama Street, namun pelaku pasar memperingatkan bahwa volume cenderung menjadi tipis minggu ini menjelang liburan Hari Thanksgiving AS pada Kamis (24 November 2016).

Peningkatan harga minyak juga telah mengangkat pasar Eropa, dengan indeks minyak & gas STOXX Eropa naik 2,1 persen. Indeks 300 saham terkemuka Eropa ditutup naik 0,3 persen. MSCI, indeks semua negara dunia, menguat 0,8 persen.

Dolar melemah 0,3 persen menjadi 100,89 terhadap sekeranjang mata uang utama, menghentikan kenaikan 10 hari beruntun yang naik hampir lima persen. Reli itu dipicu oleh ekspektasi kebijakan oleh Presiden AS terpilih Donald Trump akan mengakibatkan kenaikan suku bunga.

Dalam cara yang sama, imbal hasil surat utang atau obligasi AS, yang telah melonjak sesudah pemilu AS, menurun dari tertinggi satu tahun karena aksi jual baru-baru ini menggoda beberapa pembeli baru.

Sterling naik 1,2 persen terhadap dolar menjadi 1,2491 dolar karena pasar mempertimbangkan petunjuk terbaru Perdana Menteri Inggris Theresa May tentang bentuk kemungkinan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Harga tembaga, yang telah meningkat karena janji Trump untuk pengeluaran lebih besar pada infrastruktur, naik 2,5 persen pada 5.558,85 dolar per ton karena prospek permintaan yang lebih baik di konsumen utama Tiongkok dan karena melemahnya greenback.

Jeda dalam reli dolar AS membantu emas bangkit dari terendah lima setengah bulan. Spot emas naik 0,4 persen pada 1.212,91 dolar AS per ounce. Demikian laporan Reuters.


ANTARA

Berita terkait

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

1 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

5 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

8 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

9 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

9 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

9 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

12 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

15 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

15 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya