Pemerintah Akan Observasi Arah Kebijakan Ekonomi Dunia

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 18 November 2016 23:01 WIB

Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla berbicara di Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Manila, Filipina, 18 November 2015. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik akan dimanfaatkan Pemerintah Indonesia untuk memperoleh gambaran arah kebijakan ekonomi dunia ke depan, terutama pasca-pemerintahan baru di Amerika Serikat.


Hal itu disampaikan Sofjan Wanandi, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden yang ikut dalam rombongan delegasi perwakilan Indonesia untuk menghadiri KTT APEC 2016 di Lima, Peru, pada 19-20 November waktu setempat.


Dia mengatakan pemerintah ingin mengetahui lebih banyak mengenai reaksi pemimpin negara lain terhadap ketidakpastian kondisi ekonomi dunia saat ini dan sikap yang akan diambil oleh masing-masing negara tersebut. Terutama pasca-kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat terpilih yang dinilai memiliki banyak pandangan kontroversial, khususnya kebijakan ekonomi internasional.


"Pemerintah ingin tahu perubahan kebijakan di sejumlah negara berpengaruh, apa yang akan terjadi sekarang dengan Trump yang punya kebijakan tak jelas ini,"katanya saat singgah di Honolulu, Hawai, dalam perjalanan keberangkatan ke Peru, Kamis (18 November 2016) waktu setempat atau Jumat (19 November 2016) waktu Indonesia.


Dalam kampanye pemilihan presiden beberapa waktu lalu, Trump memaparkan sejumlah komitmen dan program ekonomi yang menimbulkan ketidakpastian ekonomi global sehingga sulit terprediksi. Beberapa kebijakan yang dijanjikan akan berubah antara lain terkait proteksi perdagangan internasional, pelonggaran UU Reformasi Finansial Dodd Frank dan kebijakan amnesti pajak.


"Harapannya, Forum APEC bisa lebih membuka arah kebijakan ekonomi global, terutama konsentrasi masing-masing negara rekan kerja sama utama seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan tentu AS,"ungkapnya.


Nantinya, sejumlah pemimpin negara tersebut memang dijadwalkan hadir, seperti Presiden Amerika Serikat Barack obama, Presiden China Xi Jinping, dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.


Dari hasil pendekatan dan perbincangan dengan pemimpin negara lain, pemerintah bisa menggunakan informasi tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan untuk menggerakkan ekonomi dalam negeri.


Dalam Forum APEC kali ini, Indonesia akan lebih mempertimbangkan kepentingan dalam negeri ketimbang hanya berfokus pada kesatuan Asia Pasifik. Intinya, pemerintah akan berupaya menyelamatkan diri dengan bekerja sama untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi dalam kurun waktu satu sampai dua tahun ke depan.


Pemerintah juga akan memanfaatkan forum APEC untuk melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan negara anggota lain, seperti Republik Sosialis Vietnam, dan Papua Nugini. Indonesia kemungkinan akan menawarkan sejumlah peluang kerja sama perdagangan dan investasi langsung.


"Pasti akan ada beberapa bilateral meeting tapi biasanya mereka ingin bicara informal. Besok kami akan bertemu lebih banyak [pemimpin negara] dibanding [APEC 2015] sebelumnya,"paparnya.


Tentu akan hadir pula sejumlah pemimpin lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional. Hal itu bisa dimanfaatkan untuk bernegosiasi terkait kebutuhan Indonesia dalam meningkatlan pembangunan infrastruktur melalui investasi swasta.


Dalam kesempatan berbeda, Vice President World Bank Asia Pacific Victoria Kwa Kwa menyampaikan Indonesia sebagai salah satu negara dari kawasan Asia Tenggara seharusnya bisa mengoptimalkan forum pertemuan APEC untuk lebih dekat dengan negara-negara di kawasan Pasifik. Selain itu, dapat bekerja lebih keras khususnya untuk inisiatif regional seperti Asia Pasifik.


Lembaga multilateral itu berharap, pertemuan negara anggota APEC kali ini akan menghasilkan sebuah kesepakatan positif demi mendorong pertumbuhan ekonomi dunia. Negara anggota juga diharapkan memperkuat kerja sama dan saling berkoordinasi demi kepentingan global.


"APEC diharapkan mampu menggambarkan kekuatan masing-masing negara untuk membangun kekuatan kolektif sehingga bermanfaat bagi kawasan,"ungkapnya.


Sejumlah topik yang akan didiskusilan oleh para pemimpin negara anggota dalam KTT APEC ke-21 antara lain, kebijakan perdagangan internasional di masa mendatang, pertumbuhan dan perkembangan kondisi masyarakat di kawasan Asia Pasifik yang berjumlah mencapai 3 miliar jiwa.



Pembahasan tema itu berdasarkan prioritas peningkatan integrasi ekonomi regional, mendorong pasar pangan di kawasan, mendukung perkembangan usaha kecil dan menengah, serta menciptakan lapangan kerja.


BISNIS

Berita terkait

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

11 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

11 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

19 hari lalu

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

28 Februari 2024

Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

Presiden Jokowi mengatakan bahwa perekonomian Indonesia cukup kokoh di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024

2 Februari 2024

Pegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024

PT Pegadaian dinobatkan sebagai Diamond Living Legend Company in Realizing Society Welfare Through Innovative and Inclusive Products and Services

Baca Selengkapnya

APBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia

19 Desember 2023

APBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia

Kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat lebih kuat dari target yang ditentukan

Baca Selengkapnya

Target Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan

19 Desember 2023

Target Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan target pertumbuhan ekonomi para kandidat capres dan cawapres Pemilu 2024 cenderung tinggi.

Baca Selengkapnya

Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen

14 Desember 2023

Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen

ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada Asian Development Outlook (ADO) Desember 2023

Baca Selengkapnya

CORE Proyeksikan Krisis Properti di Cina Diprediksi Berdampak Jangka Panjang ke RI

12 Desember 2023

CORE Proyeksikan Krisis Properti di Cina Diprediksi Berdampak Jangka Panjang ke RI

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, mengatakan krisis sektor properti di Cina sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia, terutama pada kinerja ekspor.

Baca Selengkapnya

Kebijakan Fiskal Jadi Penjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia

8 Desember 2023

Kebijakan Fiskal Jadi Penjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia

Kebijakan fiskal memiliki peranan penting sabagai penjaga stabilitas nasional sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya