BI: Ekonomi 2017 Diproyeksi Tumbuh 5,0-5,4 Persen

Reporter

Jumat, 18 November 2016 23:00 WIB

Agus Martowardojo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2017 dari sebelumnya pada kisaran 5,1 persen-5,5 persen menjadi 5,0 persen-5,4 persen, karena perekonomian global diprediksi belum pulih sepenuhnya tahun depan.

"Kondisi yang membuat kami melakukan penyesuaian adalah karena pertumbuhan ekonomi dunia pada 2016 lebih jelek dari tahun lalu," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (17 November 2016).

Agus memprediksi kondisi perekonomian global pada 2017 akan terimbas dari situasi kelesuan ekonomi 2016 yang masih mengalami tantangan, sehingga harus terus menerus mengalami penurunan proyeksi.

"Pertumbuhan ekonomi dunia 2017 juga telah dilakukan revisi oleh berbagai lembaga internasional serta hasil riset institusi terpandang. BI juga telah melihat hal itu," kata Agus.

Selain itu, perubahan proyeksi tersebut juga disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang diperkirakan baru meningkat lagi pada akhir triwulan II-2017, setelah dilanda kelesuan sepanjang periode 2016.

Oleh karena itu, meski hingga triwulan III-2016, pertumbuhan kredit baru mencapai kisaran 6,5 persen (yoy), Agus memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2017 bisa mencapai kisaran 10-12 persen.

"Pertumbuhan kredit yang cukup tertekan di 2016 akan mulai pulih, tapi pemulihannya akan mulai terlihat pada akhir triwulan dua 2017. Ini akan membantu pertumbuhan kredit 2017 pada 10-12 persen," katanya.

Sementara itu, untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2016 diperkirakan mencapai sekitar 5,0 persen, karena saat ini berbagai indikator ekonomi menunjukkan kinerja yang positif berkat dukungan permintaan domestik.

Hingga triwulan III-2016, pertumbuhan ekonomi telah tercatat mencapai 5,02 persen, karena kuatnya konsumsi rumah tangga serta berlanjutnya pembangunan proyek infrastruktur pemerintah.

Namun, investasi swasta non bangunan masih relatif rendah, diikuti oleh konsumsi pemerintah yang tumbuh negatif seiring dengan kebijakan konsolidasi fiskal berupa pemangkasan anggaran.

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di Jawa dan Sumatera masih tumbuh cukup kuat disertai dengan perekonomian yang meningkat di kawasan timur Indonesia karena sejalan dengan meningkatnya ekspor tambang dan beroperasinya smelter.

Pada triwulan IV-2016, diperkirakan perekonomian hanya tumbuh terbatas sejalan dengan kondisi fiskal yang masih konsolidatif, meski konsumsi biasanya selalu meningkat menjelang akhir tahun.


ANTARA

Berita terkait

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

4 jam lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

14 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

14 jam lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

16 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

19 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

22 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya