TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi memperkirakan komitmen perdagangan Trans-Pacific Partnership (TPP) yang digagas oleh Presiden AS Barrack Obama akan bubar, seusai pengusaha Donald Trump terpilih secara mengejutkan dalam pemilihan Presiden AS.
"Saya tidak percaya, TPP itu akan ada. Itu kita lupakan saja," kata Sofjan di Jakarta, Jumat, 11 November 2016.
Sofjan mengatakan pemerintah Indonesia yang sebelumnya mengkaji manfaat keikutsertaan dalam TPP, sebaiknya mengurungkan niat untuk ikut bergabung ke dalam kerja sama perdagangan tersebut, karena masa depan TPP saat ini justru terlihat suram.
Ia juga memproyeksikan AS akan melakukan negosiasi ulang NAFTA dengan Meksiko dan Kanada, serta nantinya dengan Tiongkok, Jepang maupun Korea, sehingga struktur kerja sama perdagangan internasional akan sedikit berubah dalam waktu dekat.
"Kalau betul ini yang diinginkan, dan pokoknya semua dalam negeri saja, tidak mau internasional, ini akan bahaya. Kalau dia menjalankan setengah dari yang diomongkan (semasa kampanye pilpres), kita juga akan pusing," jelas mantan Ketua Apindo ini.
Daripada mengkhawatirkan dampak terpilihnya Trump, Sofjan menegaskan akan lebih baik bagi pemerintah untuk memperkuat fundamental ekonomi agar mampu berdaya saing dan tidak rentan terhadap tekanan global.
"Kita tidak usah pikirkan luar negeri, pikirkan bagaimana mempercepat ekonomi kita, investasi lebih banyak dan uang amnesti dipercepat untuk mendorong infrastruktur. Pikirkan juga menggenjot insentif agar investasi meningkat," katanya.
Menurut Sofjan, penguatan itu juga harus dilakukan kepada industri dalam negeri agar lebih kompetitif dan mampu bersaing dengan produk impor yang kemungkinan akan membanjir bila AS benar-benar melakukan proteksionisme.
"Sekarang belum ada keputusan yang clear, tapi kita harus memperkuat industri dalam negeri. Jangan sampai negara lain tidak bisa ekspor ke AS, terus dilempar kesini. Nanti mati industri dalam negeri kita," ujarnya.
ANTARA
Berita terkait
BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015
1 hari lalu
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan
Baca SelengkapnyaFathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
12 hari lalu
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.
Baca SelengkapnyaImbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia
19 hari lalu
Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah
28 Februari 2024
Presiden Jokowi mengatakan bahwa perekonomian Indonesia cukup kokoh di tengah ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPegadaian Raih Penghargaan Indonesia Living Legend Companies Awards 2024
2 Februari 2024
PT Pegadaian dinobatkan sebagai Diamond Living Legend Company in Realizing Society Welfare Through Innovative and Inclusive Products and Services
Baca SelengkapnyaAPBN Dukung Momentum Pemulihan Ekonomi Indonesia
19 Desember 2023
Kinerja anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga pertengahan bulan Desember 2023 tercatat lebih kuat dari target yang ditentukan
Baca SelengkapnyaTarget Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Para Capres Dinilai Percuma Jika Andalkan Pertambangan
19 Desember 2023
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan target pertumbuhan ekonomi para kandidat capres dan cawapres Pemilu 2024 cenderung tinggi.
Baca SelengkapnyaInflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Diprediksi 4,9 Persen
14 Desember 2023
ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada Asian Development Outlook (ADO) Desember 2023
Baca SelengkapnyaCORE Proyeksikan Krisis Properti di Cina Diprediksi Berdampak Jangka Panjang ke RI
12 Desember 2023
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, mengatakan krisis sektor properti di Cina sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia, terutama pada kinerja ekspor.
Baca SelengkapnyaKebijakan Fiskal Jadi Penjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia
8 Desember 2023
Kebijakan fiskal memiliki peranan penting sabagai penjaga stabilitas nasional sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
Baca Selengkapnya