TEMPO.CO, Jakarta - Produksi kopi nasional diprediksi terus tertekan tahun ini seiring dengan ancaman La Nina. Ketua Umum Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Irfan Anwar mengatakan faktor cuaca membuat produksi kopi merosot. Curah hujan yang tinggi akibat La Nina membuat masa panen dan kualitas biji kopi yang dihasilkan terganggu.
Hal ini turut membuat realisasi ekspor menurun. AEKI memprediksi ekspor kopi Tanah Air pada 2016 berada di bawah realisasi tahun lalu yang sebanyak 400 ribu ton. Padahal volume ekspor kopi Tanah Air sebelumnya ditargetkan sekitar 500 ribu ton tahun ini. “Produksi turun 30-40 persen,” kata dia kepada Bisnis, Senin, 31 Oktober 2016.
Pemerintah pun sebelumnya memproyeksi nilai ekspor kopi nasional bakal tumbuh 10-15 persen sepanjang 2016 seiring dengan tren peningkatan permintaan kopi secara global.
Sayangnya, Irfan belum bersedia menyebutkan volume ekspor hingga saat ini karena data AEKI belum tersedia. Adapun pasar ekspor utama kopi nasional adalah AS, Jerman, Jepang, Italia, dan Malaysia.
Dia melanjutkan, sebenarnya permintaan terhadap kopi Indonesia dari luar negeri terus meningkat. Harganya pun sedang berada di level tinggi. Namun terbatasnya suplai menjadi kendala tersendiri bagi para pelaku usaha.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, selama Januari-September 2016, nilai ekspor kopi Indonesia merosot hingga 30,27 persen secara year-on-year menjadi US$ 644,24 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 923,89 juta.
BISNIS.COM
Berita terkait
Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024
3 hari lalu
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.
Baca SelengkapnyaPetani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan
35 hari lalu
Konflik Agraria antara petani Desa Pakel Banyuwangi dan PT Bumisari makin berlarut-larut.
Baca SelengkapnyaKronologi Intimidasi Petani di Pakel Banyuwangi Diduga oleh Pihak Perkebunan Bumisari, Ada Todongan Senjata hingga Suara Tembakan
49 hari lalu
Diduga preman dan sekuriti PT Perkebunan dan Dagang Bumi Sari Maju Sukses melakukan serangan dan intimidasi terhadap petani Desa Pakel Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit
59 hari lalu
Kementerian Pertanian atau Kementan menargetkan penanaman padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa seluas 500 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaKPA Catat 2.939 Letusan Konflik Agraria di Era Jokowi, Didominasi Perkebunan dan PSN
20 Januari 2024
Angka letusan konflik yang terjadi di era Jokowi, menurut KPA, mengalami kenaikan dua kali lipat (100 %) dibanding satu dekade pemerintahan SBY.
Baca SelengkapnyaKPA Sebut Ada 241 Konflik Agraria Sepanjang 2023, Paling Banyak Konflik di Sektor Perkebunan Sawit
15 Januari 2024
Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat ada 241 konflik agraria sepanjang 2023.
Baca SelengkapnyaAnies Klaim Sektor Agromaritim Bisa Turunkan Pengangguran hingga 44 Persen
11 Januari 2024
Anies menyebut, sektor agromaritm dapat menurunkan angka pengangguran hingga 44 persen.
Baca SelengkapnyaSyarat dan Tata Cara Mengajukan HGU, Benarkah Gratis?
11 Januari 2024
Memanfaatkan tanah milik negara untuk kepentingan bisnis tertentu dibolehkan. Mengajukan HGU biasanya untuk tanah yang luas dalam waktu panjang.
Baca SelengkapnyaKepala Badan Karantina Lepas Ekspor Asal Sumsel Rp153 Miliar, Ada Kodok Tujuan Perancis
8 Desember 2023
Pelepasan ekspor hari ini turut membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Baca SelengkapnyaIndustri Sawit Terpukul Ketidakstabilan Global, Apa Saja yang Sudah Dilakukan Pemerintah?
2 November 2023
Menteri Airlangga membeberkan langkah pemerintah menghadapi perlambatan ekonomi yang berdampak signifikan terhadap industri kelapa sawit.
Baca Selengkapnya