Garuda Andalkan Pendapatan dari Penerbangan Umrah  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 31 Oktober 2016 19:32 WIB

Pengunjung memadati pameran Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2016 di Jakarta Convention Center, Jakarta, 29 April 2016. Pameran ini diikuti oleh 48 travel agent, 12 hotel dan resort, 4 national tourism organization, dan 23 theme park. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengandalkan penerbangan umrah yang trennya selalu meningkat untuk memperbaiki pendapatan Perseroan pada triwulan IV tahun 2016.

Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo seusai konferensi pers di Jakarta, Senin, 31 Oktober 2016, mengatakan penerbangan tambahan untuk umrah hingga Desember tengah diajukan karena banyaknya permintaan.

"Umrah mulai meningkat pada November dan Desember ini, bahkan banyak extra flight (penerbangan tambahan). Beberapa slot kami mintakan banyak sekali," tuturnya.

Dia menyebutkan, dalam sehari, frekuensi penerbangan umrah sebanyak empat kali dengan pembagian tiga kali rute Jakarta-Jeddah dan satu kali Jakarta-Madinah. Di Indonesia sendiri, menurut Arif, terdapat enam titik utama pemberangkatan, yaitu Jakarta, Balikpapan, Solo, Makassar, Medan, dan Surabaya.

Jumlah penumpang yang diangkut dalam sehari mencapai 1.200 orang atau lebih-kurang 36 ribu orang selama satu bulan dengan menggunakan pesawat berbadan lebar Boeing 777.

Pada triwulan III tahun 2016, Garuda membukukan laba US$ 19,6 juta atau setara dengan Rp 254,8 miliar. Namun laba tersebut masih lebih rendah ketimbang perolehan laba pada periode yang sama pada 2015 sebesar US$ 22,1 juta atau turun 11,6 persen.

Arif mengatakan penurunan laba karena pada triwulan II 2016 Perseroan harus mengeluarkan biaya besar yang masih berdampak pada triwulan III. Alokasi pengeluaran tersebut adalah untuk pengembalian enam unit pesawat setelah masa sewa selesai (redelivery) dan investasi di rute-rute internasional.

Dia menyebutkan, pengembalian empat pesawat berbadan sedang (narrow body) dan dua pesawat berbadan besar (wide body) tersebut memakan biaya US$ 52,2 juta. Sementara itu, menurut Arif, pemisahan rute London, Heathrow dan Schipol, Amsterdam pada tahap awal tidak mudah karena tingkat keterisian (load factor) hanya 30-40 persen.

"Tiga bulan pertama sangat berat, tapi sekarang sudah 70 persen. Artinya, waktu kami melakukan deployment (pengoperasian) di kuartal II, itu pilihan yang tepat," ucap Arif.

Arif optimistis kinerja perusahaan akan membaik ke depannya dengan melakukan berbagai strategi melalui program Sky Beyond dan Return Maximization. "Kapasitas kami sudah siap terpasang. Ketika pasar rebound (kembali naik), kami sudah terpasang terlebih dahulu," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

2 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

3 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

7 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

8 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

9 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

12 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

14 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

20 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

20 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

25 hari lalu

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

Perut kembung pada saat bepergian dengan penerbangan pesawat kerap terjadi karena perubahan tekanan udara dan pola makan.

Baca Selengkapnya